·ÉËÙÖ±²¥

Cerita Mereka yang Terjebak Kemacetan di GT Parungkuda

Cerita Mereka yang Terjebak Kemacetan di GT Parungkuda

Syahdan Alamsyah, Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 01 Apr 2025 18:18 WIB
Kemacetan di GT Parungkuda, Sukabumi.
Kemacetan di GT Parungkuda, Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Kemacetan di Exit Tol Parungkuda memaksa sejumlah pemudik meninggalkan kendaraan mereka dan memilih berjalan kaki. Dengan suhu yang meningkat dan kondisi lalu lintas yang stagnan, keputusan berjalan kaki menjadi alternatif untuk menghindari panas dan frustrasi.

Salah satunya Herlina Nasution dan kedua anaknya, ibu muda asal Kabupaten Cianjur ini mengambil keputusan yang berat, dengan satu anak digendong dan yang lainnya tergenggam erat, Herlina turun dari mobilnya dan memilih berjalan kaki melewati kemacetan.

"Macetnya panjang, dari sana (gerbang tol) tujuan mau ke Cianjur dari Bogor, kejebak macet hampir tiga jam, anak rewel akibat macet jadi jalan kaki. Akhirnya saya turun, karena anaknya rewel mungkin panas di dalam mobil," kata Herlina kepada awak media, Selasa (1/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keringat Helrina terlihat bercucuran, sesekali ia menangkan putranya digendongan. Tidak hanya Herlina, serupa juga dialami Burhan (52) warga Sukaraja, Sukabumi. Ia mengaku terjebak macet serupa dan memilih untuk berjalan kaki karena kemacetan yang semakin parah.

"Jalan kaki karena kejebak padat kendaraan, daripada diem di mobil sementara antrean semakin padat semakin jalan Cibenda Cicurug saja dua jam sampai," keluhnya.

ADVERTISEMENT

"Saya dari rumah besan tadi berangkat pagi lancar, pulang macet, jalan kaki tadi tiga kiloan ada, sebelum gerbang tol lebih jauh dari titik saya kejebak sampai gerbang tol sekitar 1,5 kilometer," sambungnya.

Pemudik lainnya, Rojiman, yang dalam perjalanan dari Jakarta ke Cisaat, Sukabumi, menyatakan kekesalannya, "Terjebak macet 2,5 jam, saya dari Jakarta mau ke Cisaat Sukabumi, mau ke tempat saudara. Sudah 2 jam kejebak di sini," lirihnya.

Sementara itu, sejumlah kendaraan terjebak dalam antrean panjang hingga lebih dari satu jam, mengakibatkan beberapa mobil mengalami overheat alias kepanasan.

Seperti salah satunya yang dialami Rana (34), warga Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, yang baru kembali dari Bandara Soekarno-Hatta. Dia mengaku mengalami kemacetan sejak keluar dari tol.

"Tadi pas keluar pintu tol gate langsung macet. Dari tol Cigombong sempat buka-tutup, pas masuk kebetulan buka lagi, jadi bisa masuk ke Parungkuda, tapi begitu keluar, macet total," kata Rana kepada detikJabar di lokasi.

Menurutnya, perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta yang biasanya ditempuh dalam 2,5 hingga 3 jam kini jauh lebih lama. "Pagi tadi berangkat cuma 3 jam sudah sampai bandara. Tapi sekarang pulangnya sudah lebih dari 4 jam, terutama stuck di pintu tol ini," sambungnya.

Ia menyebut kemacetan paling parah terjadi di jalur arteri yang menghubungkan exit tol dengan jalan utama. "Sampai jarak arteri itu kurang lebih 1 jam. Saya keluar tol sekitar jam 16.00, sekarang sudah jam 17.00," kata dia.

Akibat terlalu lama terjebak macet, mobil yang dikendarainya mengalami overheat. Ia pun memilih untuk mengistirahatkan sementara, sebelum melanjutkan perjalanan.

"Kelamaan stuck di jalan, jadi overheat. (Tidak panggil bengkel?) istirahat dulu aja, nanti juga normal lagi," ungkapnya.

Ia juga membandingkan kondisi lalu lintas saat berangkat dan pulang. "Dari Jakarta tadi siang lancar, di daerah Bogor juga sempat tersendat tapi nggak separah di sini. Paling macet di pintu tol ini," jelasnya.

Rana berharap ada solusi dari pihak terkait untuk mengurai kemacetan, terutama saat arus mudik dan balik Lebaran. "Biasanya kalau lancar 2,5 jam, kalau normal sekitar 3 jam. Tapi kalau kayak gini bisa jauh lebih lama," tuturnya.

Hingga sore hari, arus lalu lintas di sekitar Exit Tol Parungkuda masih padat merayap. Pantauan di lapangan, kemacetan terjadi dari GT Parkud sampai jalan arteri menuju Kabupaten Sukabumi.

Kemacetan ini disebabkan oleh meningkatnya volume kendaraan bertambah pasca Idulfitri. Selain itu, ada penyempitan jalan (bottle neck) dan persimpangan jalan sehingga kendaraan membutuhkan waktu untuk masuk ke jalur utama.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Arif Saepul Hakim sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya telah menerjunkan personel tambahan guna mengurai kemacetan. Salah satu solusi yang dilakukan petugas di lapangan untuk mengurai kemacetan yaitu dengan sistem buka-tutup jalan.

"Kami memberlakukan sistem buka-tutup di beberapa titik rawan kemacetan dan mengarahkan kendaraan ke jalur alternatif untuk menghindari kepadatan berlebih," kata Arif.

(orb/orb)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFood
detikInet
detikFinance
detikSport
detikHot
Sepakbola
detikHealth
Wolipop

Hide Ads