·ÉËÙÖ±²¥

Mengenal Kesenian Helaran Raja Bele dari Kawali Ciamis

Mengenal Kesenian Helaran Raja Bele dari Kawali Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Kamis, 06 Feb 2025 10:31 WIB
Seni Helaran Raja Bele
Seni Helaran Raja Bele (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar).
Ciamis -

Kreatifitas warga Ciamis tak diragukan lagi dalam menciptakan kreasi seni baru sebagai kekayaan budaya lokal. Salah satunya adalah Kesenian Helaran Raja Bele dari Desa Citeureup, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.

Kesenian ini biasa ditampilkan pada event kebudayaan seperti Galuh Ethnic Carnival atau pada Hari Kemerdekaan. Uniknya, kesenian ini berasal dari limbah tempat tradisional untuk menjemur opak dan keripik kaca. seni Raja Bele ini digagas oleh Dian Azuk, seniman dari Desa Citeurep pada tahun 2023 lalu.

Kabid Kebudayaan Disbudpora Ciamis Muharam A Zajuli melalui Pamong Budaya Ahli Muda Eman Hermansyah mengatakan, seni Raja Bele bukan sekadar hiburan carnaval. Raja Bele merupakan bentuk pelestarian budaya dan kearifan lokal yang memiliki nilai estetika tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Raja Bele lahir pada tahun 2023 atas gagasan Dian Azuk, seorang seniman asal Dusun Buniasih, Desa Citeureup," ujar Eman, Rabu (5/2/2025).

Eman menjelaskan, Desa Citeureup dikenal sebagai sentra produksi opak dan keripik kaca. Camilan ini merupakan khas Ciamis yang dijemur menggunakan bele, wadah dari anyaman daun kelapa.

ADVERTISEMENT

Seiring waktu, limbah bele yang tidak lagi terpakai semakin menumpuk. Kemudian muncul ide kreatif untuk mengubah bele bekas menjadi elemen utama dalam seni helaran tersebut. Dengan dukungan Disbudpora Ciamis, Raja Bele berkembang menjadi wadah ekspresi seni.

"Pertama kali ditampilkan dalam Galuh Ethnic Carnival 2024," ungkapnya.

Seni Raja Bele mengandalkan bele bekas yang dimodifikasi dengan berbagai motif dan ornamen khas. Material pendukung lainnya berasal dari alam sekitar Desa Citeureup, seperti daun hanjuang, daun kadaka, daun dan elemen alami lainnya.

Pada prosesnya, bele diolah menjadi kostum, properti, dan dekorasi carnaval yang unik. Selain visual yang artistik, Raja Bele juga menggabungkan tarian dan musik tradisional, menjadikannya sebuah pertunjukan budaya yang memikat.

Menurut Eman, Raja Bele tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi juga mengandung filosofi mendalam. Bele, yang berasal dari anyaman daun kelapa, melambangkan keterikatan masyarakat Citeureup dengan tradisi agraris dan industri pangan lokal.

"Ini bentuk kreativitas masyarakat dalam mengolah limbah menjadi karya seni bernilai tinggi. Seni Raja Bele bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga representasi dari kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat," ungkapnya.

Dengan inovasi ini, harapannya, Kesenian Raja Bele dapat menjadi ikon budaya baru Ciamis. Seni ini juga menjadi bukti kreativitas bisa mengubah sesuatu yang dianggap limbah menjadi aset budaya yang bernilai tinggi. Dari sebuah bele sederhana, kini lahir sebuah seni helaran yang mampu memperkaya identitas budaya Ciamis.




(mso/mso)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Wolipop
detikTravel
detikHot
Sepakbola
detikHealth
detikInet
Sepakbola
detikFinance

Hide Ads