Aliansi Massa Kamisan menggelar aksi di Mapolda Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Massa menyinggung kebebasan pers yang kian mengikis.
Pantauan detikJateng, massa tiba di Mapolda Jateng sekitar pukul 16.50 WIB. Mereka membawa poster bertulis 'save journalist', 'jurnalis bukan teroris', 'journalist is not a crime, brutality is'.
Aksi Kamisan sore ini mengangkat tema kekerasan terhadap jurnalis. Perwakilan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Aris Mulyawan menyinggung soal kebebasan pers yang dinilai mulai mengikis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jawa Tengah darurat kebebasan Pers. Jawa Tengah darurat keamanan bagi jurnalis. Akhir-akhir ini seperti kekerasan terhadap jurnalis terus meningkat," kata Aris di Mapolda Jateng, Kamis (17/4/2025).
Ia mengungkapkan, kekerasan tak hanya dirasakan para jurnalis media mainstream, tetapi juga anggota pers mahasiswa.
"Kekerasan tidak tidak hanya dialami oleh kawan-kawan jurnalis profesional. Kawan-kawan pers mahasiswa juga diintimidasi," tegasnya.
"Ketika jurnalis diintimidasi, ketika kebebasan berpendapat dibungkam, ketika kebebasan akademik dihabiskan, maka ini pertanda demokrasi di negeri ini sudah mati," lanjutnya.
![]() |
Dalam aksi sore itu, dupa dinyalakan di atas makam buatan bertuliskan 'RIP Demokrasi'. Bunga-bunga juga ditebar di depan replika makam tersebut.
"Kita sebagai pilar demokrasi di negeri ini tidak boleh diam. Sebelum kehancuran terjadi di negeri ini maka kita harus bersatu melawan penindasan, melawan ketidakadilan," tegasnya.
Salah satu mahasiswa anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Justisia, UIN Walisongo Semarang, Dimas juga turut menceritakan pengalamannya didatangi oknum saat diskusi di kampus.
"Jadi beberapa hari lalu teman-teman saya mengadakan diskusi tentang militerisme. Dan ada orang yang tidak dikenal masuk ke dalam forum tersebut," kata Dimas dalam orasinya.
Ia menyinggung oknum yang mendatangi kampus UIN untuk menanyakan identitas peserta diskusi 'Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik', Senin (14/5) lalu.
Dimas mengatakan, salah satu anggota LPM Justisia mendapat teror dari orang tak dikenal usai berita soal kejadian tersebut diunggah di portal LPM. Ia ditanya siapa penulis berita tersebut.
Aksi Kamisan diikuti berbagai elemen di Kota Semarang. Mulai dari mahasiswa, wartawan, hingga aktivis dari berbagai organisasi.
Hingga pukul 18.00 WIB, aksi masih berlangsung di Mapolda Jateng. Masing-masing perwakilan menyampaikan orasi. Ada juga yang membacakan puisi.
(rih/dil)