·ÉËÙÖ±²¥

Kodam Diponegoro soal Diskusi Mahasiswa: Kami Menghargai Kebebasan Berpendapat

Kodam Diponegoro soal Diskusi Mahasiswa: Kami Menghargai Kebebasan Berpendapat

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 23 Apr 2025 16:02 WIB
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Walisongo, Suparman Syukur, Semarang
UIN Walisongo. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Semarang -

Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo sebut kedatangan TNI dalam diskusi mahasiswa tak ganggu kebebasan akademik. Merespons hal itu, Kodam Diponegoro menyatakan TNI menghargai kebebasan berpendapat.

"Kami menghargai kebebasan berpendapat, berdemokrasi, dan apapun statement yang disampaikan. Dalam hal ini kami hanya ingin menegaskan bahwa TNI itu untuk rakyat," kata Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo saat dihubungi detikJateng, Rabu (23/4/2025).

Andy mengatakan, ada banyak keterlibatan Koramil di UIN, mulai dari pengamanan, melatih Paskibra, bela negara, pramuka, hingga bela diri. Kedatangan personel TNI ke UIN, Senin (14/4) lalu, disebut bukan semata-mata karena ada diskusi dengan tema 'Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada kejadian seperti kemarin, kembali lagi saya sampaikan, bahwa kehadiran Sertu Rokiman itu tidak sekonyong-konyong karena ada kegiatan itu," jelasnya.

"Saya tanyakan (ke personel TNI), (dijawab) bahwa 'kami tidak pernah komandan untuk memiliki niat apapun, tugas kami ini kan hanya memonitor wilayah'," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Andy menegaskan, tak ada intervensi yang dilakukan Sertu Rokiman. Dia juga menyampaikan tak ada sedikit pun niat dari TNI untuk mengganggu, mencampuri, atau terlibat dalam dalam urusan sivitas akademika di UIN.

"(Saya bilang ke Rokiman) 'Kalau ada tuntutan dari mahasiswa dan melaporkan ke pihak POM atau dari rektorat melaporkan hal ini pada POM siap diperiksa?' (kata Rokiman) 'Siap komandan. Saya akan sampaikan yang sebenarnya'," kata Andy menirukan percakapannya dengan Rokiman.

Hingga kini, kata Andy, belum ada komunikasi lebih lanjut dengan pihak kampus. Selain karena TNI telah memberikan klarifikasi, ia berpikir tak perlu membesar-besarkan masalah itu lagi untuk mencegah timbulnya perpecahan.

"Dari pihak kampus tidak menghubungi kami. Kami menganggap hal ini mungkin sudah selesai dan tidak perlu kita terus gaungkan atau dibesarkan karena nanti akan menimbulkan anggapan bahwa memang kita ingin dipecah belah," tuturnya.

"Secara logika Babinsa satu orang, tidak bersenjata, masih muda. Kawan-kawan mahasiswa mungkin power-nya lebih tinggi, jumlahnya lebih banyak. Masak merasa terintervensi?" lanjutnya.

Andy menyebut, tak ada keinginan dari TNI untuk mengembalikan Dwifungsi TNI. Menurutnya, mahasiswa dan TNI bisa saling bekerja sama.

"Apabila ada upaya untuk memecah belah atau menjauhkan kami dengan mahasiswa, kami sangat sedih sekali. Banyak hal yang bisa kami pelajari, ilmu pertanian, ilmu teknologi mahasiswa. Kemudian apa yang bisa kami bantu, pasti kami berikan," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Rektor I UIN Walisongo Semarang, Mukhlis Jamil, angkat bicara soal tentara yang mendatangi kampus saat diskusi mahasiswa. Ia mengaku mengetahui kabar mahasiswanya didatangi tentara dari media sosial.

"Respons kita pertama kali kaget, karena loh kok kayak zaman dulu lagi? Sebenarnya kita nggak masalah mau tentara atau polisi datang, asal dalam rangka berdiskusi, tidak untuk mengintimidasi mahasiswa," kata Mukhsin di UIN Walisongo Semarang, Kecamatan Ngaliyan, Rabu (23/4).

Hal ini bermula saat mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Abdul (nama samaran), mengungkap ada seorang pria berseragam TNI memaksa mahasiswa mengungkap identitas para peserta diskusi bertema 'Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik' di kampus, Senin (14/4).

"Kami mulai dari jam 16.00 WIB, setelah lima menit, moderator masih ngomong, pria dengan identitas tak dikenal itu duduk di forum. Kita masih sesi perkenalan, banyak wajah baru kita suruh perkenalan juga," kata Abdul saat dihubungi awak media, Selasa (15/4).

Saat sesi perkenalan pria tak dikenal itu tiba, kata Abdul, pria itu tak mau memperkenalkan diri sehingga menimbulkan kecurigaan di antara mahasiswa. Tak berselang lama usai pria misterius pergi, petugas keamanan kampus datang dan mengarahkan beberapa mahasiswa untuk menemui tentara.

Saat itu, beberapa perwakilan mahasiswa yang mengikuti satpam diminta anggota TNI itu untuk menyebutkan identitasnya, siapa saja peserta diskusi, dan tema diskusi yang digelar. Para perwakilan mahasiswa itu pun langsung waspada.

"Ada dua orang berboncengan motor, satu pakai seragam TNI, satunya pakai baju hitam," kata Abdul.




(apl/dil)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikOto
Wolipop
Sepakbola
detikHealth
detikHot
detikTravel
detikFood
detikFinance

Hide Ads