·ÉËÙÖ±²¥

Warek UIN Semarang Tak Keberatan TNI Datangi Diskusi Mahasiswa, Asalkan...

Warek UIN Semarang Tak Keberatan TNI Datangi Diskusi Mahasiswa, Asalkan...

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 23 Apr 2025 11:18 WIB
Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Mukshin Jamil, di UIN Walisongo Semarang, Rabu (23/4/2025).
Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Mukshin Jamil, di kantornya, Semarang, Rabu (23/4/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Pihak kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo akhirnya buka suara soal acara diskusi mahasiswanya yang didatangi oleh aparat TNI. Peristiwa tersebut terjadi pada awal pekan lalu.

Wakil Rektor I UIN Walisongo Semarang, Mukhsin Jamil, heran dengan datangnya anggota TNI untuk mendata peserta diskusi mahasiswa di kampusnya. Namun, Mukhsin tak keberatan bila anggota TNI datang dalam acara diskusi mahasiswa, asal mereka juga datang untuk ikut berdiskusi.

"Respon kita pertama kali kaget, karena loh kok kayak zaman dulu lagi? Sebenarnya kita nggak masalah mau tentara atau polisi datang, asal dalam rangka berdiskusi, tidak untuk mengintimidasi mahasiswa," katanya di kantornya, Ngaliyan, Semarang, Rabu (23/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait adanya personel TNI yang diduga meminta data mahasiswa, Mukhsin pun mempertanyakan urgensinya. Menurutnya, tak ada yang salah dari diskusi mahasiswa yang mengantisipasi kemungkinan kembalinya situasi Orde Baru di negara.

"Apa urgensinya meminta data diri mahasiswa dan pentingnya apa mempersoalkan diskusi itu? Saya kira diskusi apapun, kebetulan temanya tentang militerisme, setiap anak bangsa wajar merespons dengan cara mereka sendiri," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga batas peran antara institusi kampus dan militer. Aparat disebut tak perlu mencampuri urusan kampus, termasuk diskusi mahasiswa.

Hingga saat ini, pihak kampus belum menerima klarifikasi resmi dari TNI. Meski begitu, diskusi informal di tingkat pimpinan sudah mulai dilakukan untuk menindaklanjuti isu ini.

"Aspeknya adalah memastikan ke depan kita jamin kebebasan berakademik. Kalau yang terkait kemahasiswaan, nanti ada klarifikasi baik di dalam kampus, terutama oleh mahasiswa, maupun klarifikasi melalui pihak terkait," kata Mukhsin.

"(TNI bilang tak ada intervensi) Mudah-mudahan betul. Tapi selalu saja kewaspadaan itu kan muncul di tengah pembicaraan UU TNI, dikhawatirkan mengembalikan dwifungsi TNI," imbuh dia.

Mukhsin mengatakan kampus adalah ruang yang dijamin undang-undang untuk menjadi tempat berkembangnya nalar kritis dan kebebasan berpikir, sehingga adanya diskusi tersebut adalah hal yang wajar.

"Setiap penyelenggaraan pendidikan, seminar, kajian, itu bebas dilakukan dengan tema apapun. Saya pikir TNI, Polri juga memiliki posisi yang jelas mengenai peran dan fungsi mereka. Saya kira saling menjaga dan menghormati peran dan fungsi masing-masing saja," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Abdul (nama samaran), menyebut seorang pria berseragam TNI memaksa mahasiswa mengungkap identitas para peserta diskusi bertema 'Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik' di kampus, Senin (14/5/2025).

"Kami mulai dari jam 16.00 WIB, setelah lima menit, moderator masih ngomong, pria dengan identitas tak dikenal itu duduk di forum. Kita masih sesi perkenalan, banyak wajah baru kita suruh perkenalan juga," kata Abdul saat dihubungi awak media, Selasa (15/4/2025).

Saat sesi perkenalan pria tak dikenal itu tiba, kata Abdul, pria itu tak mau memperkenalkan diri sehingga menimbulkan kecurigaan di antara mahasiswa. Tak berselang lama usai pria misterius pergi, petugas keamanan kampus datang dan mengarahkan beberapa mahasiswa untuk menemui tentara.

Saat itu, beberapa perwakilan mahasiswa yang mengikuti satpam diminta anggota TNI itu untuk menyebutkan identitasnya, siapa saja peserta diskusi, dan tema diskusi yang digelar. Para perwakilan mahasiswa itu pun langsung waspada.

"Ada dua orang berboncengan motor, satu pakai seragam TNI, satunya pakai baju hitam," kata Abdul.

Penjelasan Kodam Diponegoro

Terpisah, Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy, membenarkan adanya anggota TNI yang berada di depan kampus UIN Walisongo Semarang, Senin (14/4). Ia mengatakan, pria berseragam TNI yang mendatangi kampus yakni anggota Koramil Ngaliyan. Namun, pria berbaju hitam yang juga disorot disebut bukan anggota TNI.

"Hal ini dilakukan hanya demi menjalankan tugas monitoring wilayah, karena ada beredar pamflet Undangan Diskusi dari kawan-kawan Akademisi yang terbuka secara umum," kata Andy saat dihubungi detikJateng, Rabu (16/4/2025).

"Jadi kehadiran satu orang Babinsa tersebut hanya sebatas di depan kampus untuk tugas monitoring wilayah, karena itu memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Babinsa," lanjutnya.

Andy mengungkapkan, seorang pria berbaju hitam tanpa identitas yang menyebut dirinya Ukem bukanlah anggota TNI. Ia memastikan, tak ada intervensi dari TNI terhadap acara diskusi kampus.

"Kami meyakinkan tidak ada tindakan intervensi ataupun upaya untuk mencegah acara diskusi dan ini dibuktikan Babinsa hanya berada di depan kampus," tegasnya.




(afn/ahr)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikNews
Wolipop
detikFood
detikInet
detikTravel
Sepakbola
detikHealth

Hide Ads