·ÉËÙÖ±²¥

Gapeka Dievaluasi, Stasiun Blitar Tak Lagi Jadi Tempat Transit KA Lokal

Gapeka Dievaluasi, Stasiun Blitar Tak Lagi Jadi Tempat Transit KA Lokal

Erliana Riady - detikJatim
Kamis, 13 Jul 2023 18:13 WIB
Stasiun Blitar
Stasiun Blitar tak lagi jadi tempat transit KA Lokal. (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) commuter line wilayah 8 Jatim gagal. Evaluasi pun dilakukan. Hasilnya, per 15 Juli nanti stasiun Blitar tidak menjadi stasiun transit lagi.

External Relations and Corporate Image Care Manager KCL, Leza Arlan menjelaskan selama satu bulan pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap pelayanan KCL di tiga Daop. Yakni Daop 7,8 dan 9. Ada beberapa sarpras yang harus dibenahi untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pengguna moda transportasi ini.

"Di Daop 7 ini, dari hasil evaluasi kami serta masukan dari para penumpang. Per tanggal 15 Juli nanti Stasiun Blitar tidak menjadi stasiun transit lagi," kata Leza di Stasiun Blitar, Kamis (13/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kembalinya pola perjalanan seperti dulu, maka penumpang tidak perlu turun di Stasiun Blitar untuk ganti ke kereta selanjutnya. Namun harus menunggu sekitar 20-30 menit untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun akhir tujuan.

"Kalau Juni kemarin, naik dari Malang mau ke Kediri harus turun Blitar dulu ganti KA Dhoho. Mulai 15 Juli nanti tidak perlu ganti kereta namun nunggu 20-30 menit di Stasiun Blitar," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kembalinya pola perjalanan ini tidak mengubah jumlah perjalanan KA Dhoho dan Penataran. Yakni empat PP KA Penataran dan lima PP KA Dhoho. Lama perjalanan dan jadwal keberangkatan juga tidak berubah. Tarif KA-pun juga tidak berubah.

Menurut Leza, evaluasi ini berdasarkan data jumlah penumpang yang melebihi ekspektasi. Selama Gapeka, KCL Wilayah 8 Jatim rata-rata melayani sekitar 38 ribu penumpang per hari. Dalam satu bulan, volume total penumpang sekitar 1,2 juta selama sebulan pelaksanaan Gapeka. Dengan jumlah perjalanan sebanyak 60 kereta.

Leza menambahkan, pihaknya akan memperbaiki sarana prasarana penunjang di setiap stasiun. KCL Wilayah 8 Jatim sendiri, beroperasi di 61 stasiun yang aktif beroperasi. Tidak menutup kemungkinan, akan ada penambahan stasiun yang kembali dioperasikan jika terjadi kenaikan jumlah penumpang.

Selama ini, banyak yang mengeluhkan Stasiun Blitar tidak layak sebagai stasiun transit. Karena luas peron dinilai tidak mampu menampung jumlah penumpang yang turun untuk ganti ke rangkaian kereta berikutnya. Keruwetan terjadi ketika penumpang menumpuk jadi satu, sementara lajur khusus ganti rangkaian kereta belum tersedia.

Masalah pun timbul. Seperti penumpang salah naik kereta. Penumpang tidak mendapatkan tempat duduk kembali ketika beralih ke rangkaian kereta berikutnya. Dan para lansia yang kesulitan harus naik turun kereta agar sampai ke tempat tujuannya.

Selain itu, penumpang juga mengeluhkan tiket tanpa kursi yang tetap dijual. Beberapa netizen kerap memosting di akun medsosnya, pemandangan banyak penumpang berdiri berdesakan di dekat pintu commuter, apalagi saat akhir pekan.

"Selama Gapeka ini ada kenaikan signifikan sekitar 2 persen. Kapasitas penumpang commuter line ini tetap 150 penumpang. Dengan perbandingan 100 persen dengan kursi dan 50 persen tanpa kursi. Namun kami belum ada rencana penambahan gerbong terkait masukan penumpang saat akhir pekan, karena okupasinya tidak pernah sampai 150 persen penuh," tandasnya.

Informasi perubahan pola perjalanan ini disebut baik beberapa penumpang di Stasiun Blitar. Seperti Aprilia, karyawan swasta yang selalu memanfaatkan commuter line untuk perjalanan mudik dari Malang menuju Kediri setiap akhir pekan.

"Ya seharusnya dari dulu gak usah dicoba-coba. Kemarin Juni itu ruwet, melelahkan dan bikin gak nyaman. Padahal seperti saya ini pilihan naik kereta pertama murah, kedua gak ribet dan ketiga nyaman. Ya untung segera dievaluasi," pungkasnya.




(abq/fat)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikNews
detikFood
detikHot
detikTravel
detikOto
detikInet
detikHealth
Wolipop

Hide Ads