Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Kematian CA (21) menyisakan duka mendalam bagi orang-orang terdekat yang mencintainya. Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) itu diduga kuat bunuh diri di dalam mobil. Sebelum meninggal dunia, CA sempat memberi isyarat jika ada tekanan dalam kehidupannya.
CA ditemukan meninggal dunia dengan 2 surat wasiat. Keluarga maupun sahabat meyakini bahwa surat itu ditulis sendiri oleh CA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini sosok CA dikenal baik, pintar, dan pendiam. Dia jarang mengeluh kepada orang-orang terdekatnya. Namun menjelang kematiannya, CA sempat mencurahkan beberapa permasalahan hidupnya kepada orang-orang di sekelilingnya.
"Dosennya sudah kami mintai keterangan kemarin menyatakan bahwa sempat ada anak yang mengatakan sekitar 2 minggu yang lalu atau seminggu yang lalu yang bersangkutan punya permasalahan, permasalahan apa nanti akan kita dalami," jelas Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo, Senin (6/11/2023).
Tak cuma itu, sehari sebelum ditemukan tewas, CA sempat memeluk adiknya erat. Andaru mengungkapkan, selama ini CA dan adiknya tinggal di sebuah apartemen di Surabaya. Dia pamit pergi ke adiknya sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu (4/11) sore.
"Dia pamit pada adiknya dan saat pergi itu korban memeluk erat adiknya. Saat itu si Adik juga belum tahu apa maksud ini, sehingga membiarkannya seperti ingin berpamitan seperti biasa," ungkap Andaru.
Sementara itu, mendung duka menggelayut di rumah persemayaman Perkumpulan Rukun Sinoman Dana Pangrukti, Jalan Mongonsidi, Kelurahan Pakelan, Kota Kediri, Senin (6/11). Di sana tampak sejumlah orang duduk dan berbincang. Sesekali, ada keluarga korban yang menyeka air mata, tanda begitu terpukulnya kehilangan sosok CA.
Gunawan Mulya, bapak sambung CA mengungkapkan momen terakhir kali pertemuan CA dengan keluarga. Yakni saat berlibur di Kediri seminggu lalu.
Di mata keluarga, CA adalah sosok anak perempuan yang pendiam dan penyayang. Dalam kesehariannya, CA juga dikenal tertutup. Ia tidak pernah menceritakan hal-hal terkait kehidupan pribadinya.
"Selama ini justru itu anak itu diam, tertutup dan tidak ada masalah apapun, cuma dia mungkin terlalu capek kerjanya di Surabaya-Kediri. Kadang-kadang bantu ibunya di toko dan kembali praktik dokter magang di Universitas Airlangga Surabaya," jelas Gunawan, Senin (6/11)
Namun, Gunawan mengakui belakangan CA sempat mencurahkan isi hatinya kala menjalani kuliah sebagai dokter hewan koas. CA mengaku sempat menyesal langsung mengambil koas setelah lulus sarjana.
"Mengingat almarhum yang diingat tidak ada keluhan, cuma pernah ngomong gini pernah saya suruh break koas dua tahun, setelah dua tahun bisa koas lagi. Belakangnya tiba-tiba diambil, terus sempat dua minggu lalu ngomong rodok gelo (agak menyesal) terlalu ngambil keputusan terburu-buru, bisa bantu ibunya di toko. Dan saya bilang jangan kecewa, dijalanin aja. Mungkin merasa capek," kata Gunawan.
Gunawan meyakini bahwa 2 surat wasiat yang ditemukan di mobil itu ditulis sendiri oleh CA. Dia sekaligus ingin meluruskan kabar yang menyebutkan jika CA dibunuh. Kabar itu sama sekali tidak benar.
"Pesannya, saya mohon masyarakat menilainya positif saja, jangan diisukan pembunuhan. Karena, kelihatan sukarela atas permintaan korban ada bukti surat-suratnya," kata Gunawan.
"Perlu saya jernihkan ceritanya dari pers Sidoarjo mengatakan meninggal dikarenkaan pembunuhan, ternyata tidak betul, karena dia meninggalkan surat wasiat dan sebagainya. Meninggalkan dua carik kertas isinya setengah pamit dan mohon maaf. Kita kroscek memang betul-betul tulisannya korban," sambungnya.
Sempat curhat masalah mental health kepada sahabat. Baca halaman selanjutnya....
Simak Video "Dalih Undip Sebut Mahasiswi PPDS Bunuh Diri Bukan Karena Bullying"