·ÉËÙÖ±²¥

Krisis Air Trenggalek Meluas ke 66 Desa, 34.623 Jiwa Terdampak

Krisis Air Trenggalek Meluas ke 66 Desa, 34.623 Jiwa Terdampak

Adhar Muttaqin - detikJatim
Sabtu, 12 Okt 2024 11:55 WIB
Kriris air di Kabupaten Trenggalek.
Kriris air di Kabupaten Trenggalek. Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim.
Trenggalek -

Bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Trenggalek semakin meluas. Dari data di pusat pengendalian operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, wilayah yang terdampak mencapai 66 desa/kelurahan.

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Stefanus Triadi Atmono mengatakan, 66 desa terdampak tersebut tersebar di 14 kecamatan. Dampak kekeringan tahun ini, telah melampaui tahun sebelumnya yang hanya 50-an desa.

"Kalau sekarang dari 14 kecamatan yang ada, semua sudah terdampak, terutama di kawasan pegunungan," kata Stefanus Triadi Atmono, Sabtu (12/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meluasnya dampak krisis air telah berpengaruh terhadap pasokan air bersih kepada 14.296 kepala keluarga (KK) atau 34.623 jiwa. Dari seluruh kecamatan yang terdampak, terdapat tiga kecamatan memiliki dampak paling banyak, yakni Kecamatan Panggul, Trenggalek, dan Tugu.

"Kecamatan Panggul itu ada 15 desa yang terdampak, kemudian Kecamatan Trenggalek dan Tugu masing-masing ada delapan desa," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Triadi mengatakan krisis air kali ini tidak hanya melanda kawasan pegunungan. Namun, beberapa wilayah yang berada di dataran juga mulai terdampak.

"Seperti Kecamatan Trenggalek dan Pogalan itu sebetulnya bukan pegunungan, tapi ya ikut mengalami kekeringan," imbuhnya.

Triadi menambahkan berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan BPBD Trenggalek untuk menanggulangi dampak bencana. Di antaranya, dengan menggelontorkan bantuan air bersih hingga peralatan penampungan air bersih.

"Sampai saat ini, dari BPBD saja sudah kami distribusikan 1.122 tangki air bersih, 219 terpal, 236 tandon, 49 tandon lipat, 820 jerigen. Peralatan ini untuk mendukung distribusi air ke masyarakat," jelasnya.

Triadi menambahkan selain dari BPBD, upaya penanggulangan bencana kekeringan juga dilakukan berbagai instansi, pengusaha, hingga relawan. Mereka membantu menyediakan air bersih untuk masyarakat terdampak.

"Tentu kami terima kasih sekali, karena banyak elemen yang peduli kepada masyarakat yang terdampak kekeringan. Kami sangat terbuka kepada siapa saja yang mau membantu masyarakat, monggo kita gotong royong meringankan beban masyarakat," katanya.

Pihaknya mengaku belum mengetahui sampai kapan krisis air masih terjadi di Trenggalek. Namun, dari prediksi BMKG, kekeringan akan berakhir pada akhir Oktober 2024.

"Semoga kekeringan segera berakhir. Saat ini, kondisi pasokan air di perkampungan memang banyak yang menyusut, bahkan ada yang sampai kering," jelasnya.




(irb/iwd)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikOto
detikHot
Sepakbola
detikTravel
detikInet
detikHealth
detikFinance

Hide Ads