Masalah kesehatan mental di kalangan remaja terus meningkat dan menjadi perhatian serius. Ada sejumlah hal yang menjadi pemicunya, apa saja?
Psikolog sekaligus Praktisi Perlindungan Perempuan dan Anak Jawa Timur, Riza Wahyuni, SpSi, MSi, mengungkapkan, beberapa faktor pemicu, di antaranya trauma, pola pengasuhan yang kurang tepat, serta penggunaan gadget yang tidak terkendali.
"Trauma yang tidak ditangani dengan baik, pola pengasuhan yang tidak mendukung, serta kebiasaan buruk dalam menggunakan gadget bisa membuat remaja kehilangan rasa percaya diri. Akibatnya, mereka tidak mampu memenuhi harapan diri sendiri, yang pada akhirnya memicu gangguan mental," jelas Riza saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (23/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Riza, gangguan mental yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi masalah serius, seperti delusi atau halusinasi. Ia menegaskan, pentingnya deteksi dini dan intervensi profesional dalam menangani masalah ini.
"Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Ketika remaja menunjukkan gejala seperti overthinking, bisikan-bisikan, atau halusinasi, segera bawa mereka ke psikolog atau psikiater. Stres ringan itu normal, tetapi jika sudah berlebihan hingga mengganggu keseharian, maka perlu bantuan," tegas Riza.
Selain itu, Riza juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental anak-anak mereka. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental, menurutnya, harus terus ditingkatkan agar remaja dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
"Bisa jadi di antara itu ada masalah di pengasuhan, kesehatan mentalnya dia sehingga harus dilakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, penting peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental anak-anak mereka," terangnya.
Diketahui, kesehatan mental terpilih sebagai Kata 'Tahun Ini 2024' oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa). Penetapan ini didasarkan pada hasil penelusuran yang menunjukkan bahwa frasa 'kesehatan mental' paling banyak dicari oleh pengguna bahasa Indonesia sepanjang 2024, khususnya oleh kelompok generasi Z.
Mengutip dari detikHealth, Kepala Badan Bahasa E Aminudin Azi menjelaskan, lebih dari 6 juta pengguna internet mencari istilah ini selama tahun 2024.
"Generasi Z sangat peduli terhadap kondisi kesehatan mental," ujar Aminudin dalam Taklimat Media Capaian Kinerja Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Kata Tahun Ini di Kantor Badan Bahasa, Jakarta, pada Senin (16/12/2024).
(irb/hil)