Wabah African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika yang menyerang ternak babi di Kecamatan Tosari, Pasuruan meluas. Jumlah babi yang mati bertambah dari 70 ekor saat ini sudah 170 ekor.
"Di Desa Sedaeng sudah 150 ekor, di Desa Wonokitri 20 ekor yang mati," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan dr Ainur Alfiah, Sabtu (1/3/2025).
Alfiah mengatakan virus ASF memang sangat berbahaya bagi ternak babi. Dia menyebutkan bahwa kematian babi melonjak drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasus kematian babi kali ini, naik secara drastis," terang Alfiah.
![]() |
Pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada para peternak. Ada beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan dan perlu diperhatikan demi menekan angka kematian babi.
Langkah-langkah itu meliputi penerapan biosekuriti dan manajemen peternakan yang baik, pengawasan lalu lintas babi yang ketat, pengobatan dan isolasi bagi babi yang sakit serta penyemprotan desinfektan secara rutin di kandang.
"Tentu kami juga meminta para peternak untuk kooperatif. Apabila ada ternaknya yang terindikasi, bisa segera melapor. Supaya ada penanganan yang lebih maksimal," tandasnya.
Puluhan ekor babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dilaporkan sejak awal Februari 2025. Jumlah babi yang mati saat ini mencapai 170 ekor.
Pihak dinas menerjunkan tim ke lokasi untuk mengambil sampel darah babi. Sampel itu diuji ke laboratorium untuk memastikan penyebab kematian babi. Hasilnya, babi mati massal karena African Swine Fever (ASF).
(dpe/fat)