Sebanyak 169 ternak babi mati di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Februari hingga pekan kedua Maret 2025. Seratusan ekor babi itu diduga terserang virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
"Semua itu suspek. Hanya 1 terkonfirmasi (positif) Laboratorium ASF," ujar Kabid Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur Vianey Kiti Tokan kepada detikBali, Kamis (13/3/2025).
Vianey menyebut hingga Kamis (13/3/2025), sebanyak 17 kelurahan dan desa telah melaporkan kematian ternak babi milik warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Waspada! Virus ASF Mulai Masuk Flores Timur |
Kelurahan Sarotari Tengah mencatat jumlah kematian tertinggi dengan 45 ekor babi. Disusul Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao (27 ekor), Kelurahan Sarotari (22 ekor), Sarotari Timur (14 ekor), Kelurahan Pohon Siri (5 ekor), dan Kelurahan Balela (6 ekor), Lewolere (2 ekor).
Kemudian Kelurahan Waibalun (5 ekor), Lohayong (5 ekor), Lokea (4 ekor), Pohon Bao (4 ekor), Weri (3 ekor), Amagarapati (8 ekor), Waihali (7 ekor), Pantai Besar (3 ekor), Postoh (2 ekor), dan Desa Boru (7 ekor).
Vianey mengatakan belum semua kecamatan melaporkan kematian ternak babi. Ia berharap masyarakat dapat memutus mata rantai penyebaran virus ASF dengan tidak memotong babi yang sakit maupun yang masih sehat.
"Babi mati harus dikubur, perketat biosecurity," tandasnya.
(dpw/dpw)