·ÉËÙÖ±²¥

Arogannya Aparat Saat Evakuasi Jenazah Pendaki Gunung Saeng Bondowoso

Round Up

Arogannya Aparat Saat Evakuasi Jenazah Pendaki Gunung Saeng Bondowoso

Amir Baihaqi - detikJatim
Senin, 05 Mei 2025 08:00 WIB
Tampang, pria diduga aparat dari Polres Bondowoso yang mengancam jurnalis saat mengambil gambar
Tampang, pria diduga aparat dari Polres Bondowoso yang mengancam jurnalis saat mengambil gambar (Foto: Chuk Shatu W/detikJatim)
Bondowoso -

Jenazah Fahrul Hidayatullah alias Baim (18), pendaki Gunung Saeng, Bondowoso akhirnya berhasil dievakuasi. Sayangnya proses evakuasi sempat diwarnai arogansi aparat yang diduga anggota polres setempat.

Lamanya proses evakuasi jenazah warga Bangsalsari, Jember tersebut karena medannya memang sangat terjal dan berisiko tinggi. Alhasil, proses evakuasi memakanwaktu hingga 12 jam.

"Alhamdulillah, perjuangan panjang ini akhirnya tuntas, setelah jenazah korban dapat dievakuasi turun," ungkap Komandan Tim Basarnas Surabaya, Nur Hadi, dikonfirmasi di lokasi, Minggu (4/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, medan di Gunung Saeng tersebut memang sangat ekstrem. Sehingga proses evakuasi jenazah survivor memerlukan teknik dan peralatan tersendiri.

"Jenazah sempat tertahan selama 4 hari di titik ditemukan. Karena sulitnya medan. Juga beberapa kendala lain, di antaranya cuaca yang sering berubah," tutur Nur Hadi.

ADVERTISEMENT

Pantauan di lapangan, proses evakuasi dimulai sejak sekitar pukul 05.00 WIB. Pergerakan tim langsung dikomandani oleh Basarnas.

Setelah melakukan assessment selama beberapa saat, tim SAR lantas bergerak untuk turun ke titik jenazah yang tertahan. Jenazah yang telah dievakuasi kemudian dimasukkan ke kantong jenazah. Selanjutnya diangkat bibir atau punggungan menggunakan metode tactical ascender.

Evakuasi jenazah pendaki Gunung Saeng di BondowosoEvakuasi jenazah Baim, pendaki Gunung Saeng di Bondowoso (Foto: Chuk Shatu W/detikJatim)

Jenazah baru sampai perkampungan yakni Desa Sumber Waru, Binakal sekitar pukul 17.00 kemudian langsung dimasukkan ke mobil ambulan untuk dievakuasi ke RS Bhayangkara Bondowoso.

Namun sayang di tengah proses evakuasi itu, seorang pria yang diduga dari Polres Bondowoso sempat melakukan ancaman pukulan dengan kayu kepada awak media yang melakukan peliputan.

Bukan hanya awak media yang mengalami tindakan arogansi oknum tersebut. Seorang anggota Tim SAR juga tak luput dari sasaran. Yakni didorong hingga jatuh terduduk dan pantatnya terantuk batu.

"Saya wartawan foto. Karena arogansi oknum tersebut, saya tak dapat foto-foto momentum proses evakuasinya," gerutu fotografer LKBN Antara, Badrus Yudosuseno.

Akibat aksi arogan oknum polisi yang melarang awak media untuk mengambil video maupun gambar tersebut, para wartawan mengeluh karena tak banyak foto/video yang diperoleh, sebagai bahan peliputan.

Senada disampaikan Tomy Iskandar, kontributor SCTV/Indosiar. Ia mengaku juga mendapat tindakan serupa, yakni tak boleh mengambil video.

"Padahal saya sudah sampaikan kalau wartawan. Malah dengan membentak dia bilang tidak ngurus walau media," kata Tomy, yang juga Ketua IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) Wilayah Tapal Kuda tersebut.

Menurutnya, tindakan arogansi oknum polisi itu jelas melanggar pasal 18 ayat (1) UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers. Yaitu dengan sengaja menghalangi tugas wartawan.

"Semoga tindakan arogansi semacam itu mendapat perhatian dari institusi kepolisian. Agar kita sebagai mitra komunikasi yang baik antara media dengan aparat tetap terjalin," pungkas Tomy Iskandar.

Untuk diketahui, seorang pendaki Gunung Saeng terjatuh ke jurang sedalam 150 meter, Kamis (1/5/2025). Korban baru ditemukan oleh Tim SAR, Jumat (4/5/2025).

Lihat juga Video 'Evakuasi Jenazah Pendaki Malaysia yang Jatuh di Jurang Rinjani':




(ihc/abq)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikInet
detikTravel
Sepakbola
Wolipop
Sepakbola
detikFinance
detikFood
detikHealth

Hide Ads