·ÉËÙÖ±²¥

Cerita Supinah Tukang Pijat Bayi Asal Gresik Naik Haji di Usia 91 Tahun

Cerita Supinah Tukang Pijat Bayi Asal Gresik Naik Haji di Usia 91 Tahun

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 06 Mei 2025 15:52 WIB
Supinah, tukang pijat bayi asal Gresik naik haji di usia 91 tahun
Supinah, tukang pijat bayi asal Gresik naik haji di usia 91 tahun/Foto: Istimewa
Surabaya -

Di usia senja, ketika banyak orang memilih menikmati masa tua di rumah, Supinah Rusmini justru membuktikan bahwa mimpi tak mengenal usia. Jemaah haji asal Kabupaten Gresik ini bersyukur dapat menunaikan rukun Islam kelima di usia 91 tahun.

Sehari-hari, Supinah dikenal sebagai tukang pijat bayi dan anak-anak di desanya. Pekerjaan itu sudah ia tekuni puluhan tahun, menjadi saksi perjuangan hidup yang panjang.

Supinah tergabung dalam kloter 10 yang diberangkatkan ke Tanah Suci pada Minggu (4/5) malam. Ia menjadi jemaah haji tertua di kelompoknya. Supinah tidak sendiri, ia didampingi anak keenamnya, M Ghufron, yang setia menjaga dan menemani sang ibu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 20 tahun terakhir, Supinah menabung sedikit demi sedikit dari hasil memijat. Uang itu ia kumpulkan dengan penuh kesabaran hingga terkumpul Rp 25 juta. Sisanya dibantu anak-anaknya yang kini telah dewasa dan mandiri.

"Sejak muda, saya sudah ingin sekali mendaftar haji. Namun, apa daya, anak-anak saya saat itu ada 9 orang. Masih memerlukan banyak biaya. Alhamdulillah sekarang anak-anak sudah mandiri semua, saya bisa daftar dan berangkat haji," tutur Mbah Supinah lirih, di Asrama Haji Embarkasi Sukolilo Surabaya (AHESS), Selasa (6/5/2025).

ADVERTISEMENT

Ada keyakinan yang tak pernah pudar di hati Supinah. Ia percaya, selama manusia memiliki keinginan, selama itu pula ada harapan yang bisa diperjuangkan.

"Jangan takut apalagi ragu. Mintalah kepada Gusti Allah, tidak ada menghalanginya," pesannya lembut.

Di sisi lain, Ghufron memastikan ibunya dalam kondisi sehat dan bugar. Meski pendengaran mulai menurun dan ada riwayat tekanan darah tinggi, semangat Mbah Supinah tetap menyala-nyala.

"Insyaallah, Ibu kondisinya sehat-sehat dan stabil. Kalau berbicara dengan beliau harus didekatkan ke telinga karena pendengarannya sudah menurun. Ibu juga ada darah tinggi yang perlu kami waspadai," kata Ghufron.

Ghufron menceritakan, awalnya ibunya mendaftar haji pada 2019 bersama kakak perempuannya. Namun, sang kakak berpulang saat pandemi COVID-19. Sejak itu, Mbah Supinah meminta Ghufron menggantikan posisi kakaknya sebagai pendamping.

Ia pun bersyukur karena keberangkatan ibunya dimajukan dari estimasi awal tahun 2030 menjadi 2025, berkat prioritas lansia.

"Alhamdulillah saya dan ibu dapat berangkat lebih awal dengan prioritas lansia," ujarnya.

Lebih dari setengah abad, Supinah mengabdikan diri sebagai tukang pijat bayi dan anak-anak. Bahkan sebelumnya, ia dikenal sebagai dukun bayi yang membantu proses kelahiran di desanya.

Di usianya yang hampir seabad, Supinah masih kuat memijat anak-anak hingga lima orang per hari.

"Pijat anak-anak kan tidak lama, paling sekitar 10 menit sudah selesai," pungkasnya, sembari tersenyum haru.




(esw/hil)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikFinance
detikHealth
detikInet
detikNews
Wolipop
Sepakbola
detikFood
detikOto

Hide Ads