- Berikut deretan fakta memilukan yang berhasil dihimpun: 1. Pembacokan Terjadi Saat Imam Baru Baca Al-Fatihah 2. Mantan Sekcam Abdul Aziz Tewas di Tempat 3. Dua Korban Lain Luka Berat, Salah Satunya Istri Aziz 4. Pelaku Teriak 'Mafia Tanah' Setelah Membacok 5. Motif Dendam Pribadi Soal Tanah 6. Suasana Haru Saat Jenazah Aziz Tiba di Rumah Duka 7. Pelaku Terancam Hukuman Mati
Salat subuh berjemaah di Musala Al Manar, Desa Kedungadem, Bojonegoro, Selasa (28/4/2025), berubah menjadi tragedi berdarah. Saat imam baru melantunkan bacaan Surat Al-Fatihah rakaat pertama, suasana khusyuk seketika pecah oleh aksi kejam seorang pria bersenjata parang.
Tanpa ampun, Sujito (67), tetangga korban, membacok tiga orang jemaah hingga satu di antaranya tewas di tempat. Insiden ini mengejutkan warga dan meninggalkan duka mendalam di Dusun Krapyak, Desa Kedungadem.
Berikut deretan fakta memilukan yang berhasil dihimpun:
1. Pembacokan Terjadi Saat Imam Baru Baca Al-Fatihah
Tragedi bermula saat salat Subuh baru dimulai. Imam masjid tengah melantunkan bacaan Surat Al-Fatihah di rakaat pertama, ketika tiba-tiba Sujito datang membawa parang dan langsung menyerang Abdul Aziz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat imam baca Al-Fatihah. Salat baru dimulai. Infonya yang dibacok pertama kali itu Pak Aziz, Pak Cip, lalu Bu Aziz nolong dibacok, lalu kabur pulang sambil pegangi kepala. Ini darahnya luka pada Bu Aziz tercecer di teras," ucap Suyanto, salah satu tetangga yang juga jemaah musala.
2. Mantan Sekcam Abdul Aziz Tewas di Tempat
Korban pertama, Abdul Aziz (63), yang juga Ketua RT setempat dan mantan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kedungadem Bojonegoro, tewas seketika akibat luka bacok di kepala.
"Ketiga korban ini semua mengalami luka bacok di kepala. Yang Cipto masih kritis, yang Arik sudah sadar kondisinya saat ini," jelas Kasatreskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Soedarmono.
3. Dua Korban Lain Luka Berat, Salah Satunya Istri Aziz
Selain Aziz, dua korban lainnya yaitu istrinya, Arik Wijayanti (60), dan Cipto Rahayu (63) mengalami luka serius akibat bacokan di kepala dan tangan. Arik sempat mencoba menolong suaminya sebelum ikut diserang.
"Saat itu, saya lihat Bu Aziz pegang kepala, darahnya netes di teras musala. Korban lain Pak Cipto juga tergeletak di dalam musala," ungkap Suyanto, warga yang tinggal di sebelah musala.
4. Pelaku Teriak 'Mafia Tanah' Setelah Membacok
Usai melakukan pembacokan, Sujito keluar musala sambil membawa parang berlumuran darah dan berpapasan dengan warga. Saat ditanya, pelaku hanya menyebut soal 'mafia tanah'.
"Tadi itu pada teriak jemaah, Pak Jito keluar musala sambil pegang parang berdarah, ketemu saya tak tanya, hanya jawab 'mafia tanah, mafia tanah' gitu," tutur Yanto, sapaan akrab Suyanto.
5. Motif Dendam Pribadi Soal Tanah
Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui motif pembacokan dipicu dendam pribadi. Pelaku kecewa karena tanah miliknya dijadikan jalan umum oleh korban yang saat itu menjabat Ketua RT.
"Dugaan awal balas dendam karena pelaku kecewa tanah miliknya dijadikan jalan umum oleh ketua RT," terang AKP Bayu Adjie.
6. Suasana Haru Saat Jenazah Aziz Tiba di Rumah Duka
Jenazah Abdul Aziz tiba di rumah duka sekitar pukul 16.00 WIB. Ratusan warga memadati gang kecil RT 4/2 Dusun Krapyak untuk takziah dan mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.
"Almarhum Abdul Aziz Insyaallah syahid, karena meninggal saat menjalankan salat," ujar Kaur Kesra, Muhzin saat memimpin doa bersama.
7. Pelaku Terancam Hukuman Mati
Sujito resmi ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. Ancaman hukumannya pidana mati atau seumur hidup.
"Tersangka Sujito dikenakan pasal pembunuhan berencana, 340 KUHP," tegas AKP Bayu Adjie Soedarmono.
Tragedi ini meninggalkan luka dalam di hati warga Kedungadem. Musala yang biasanya jadi tempat ibadah penuh ketenangan, kini menyisakan jejak darah dan duka.
(irb/hil)