Warga Semarang, Jawa Tengah, Darso (43) tewas diduga dianiaya anggota Polresta Jogja. Kejadian itu berawal usai Darso terlibat kecelakaan di Jogja pada 12 Juli 2024 lalu dengan Tutik (48).
Tutik adalah korban kecelakaan yang ditabrak mobil yang dikemudikan Darso. Tutik yang sehari-hari berjualan makanan di kawasan XT Square, Umbulharjo itu menjelaskan kecelakaan yang dialaminya terjadi pada pagi hari saat ia dalam perjalanan dari pasar menuju lapak jualannya.
"Itu ditabrak mobil Avanza (dari belakang), saya kedengklak terus jatuh ke kanan," jelasnya saat ditemui wartawan di warung makannya, Selasa (14/1) petang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kecelakaan itu, kata Tutik, ada warga yang meneriaki mobil Avanza untuk berhenti dan bertanggungjawab. Tutik yang saat itu hendak dibawa ke puskesmas, menolak dan meminta warga menghubungi anaknya, Zalfa Istafada (21).
"Terus Pak Darso yang mengendarai mobil itu keluar, nyamperin saya. Posisi saya dipinggirkan, saya duduk di pinggir trotoar," urai Tutik.
"Terus anak saya datang ke lokasi, terus saya minta dibawa ke RS Bethesda Lempunyangwangi, terus dibawa lah sama Pak Darso. Pas itu Pak Darso ikut bantu saya, sama anak saya ke dalam mobil. Terus sopirnya gantian," sambungnya.
Menurut Tutik, di dalam mobil terdapat 3 orang yang salah satunya Darso. Dalam perjalanan ke Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi, yang mengendarai mobil digantikan orang lain dari ketiga orang tersebut.
"Sampai di sana, saya dirontgen, Pak Darso juga masih nunggu di situ, ternyata hasil rongennya saya tulang leher sebelah kanan nomer 5 sama 6 geser. Terus saya merasakan kesemutan setengah badan, pihak rumah sakit 'ini harus dirujuk ke RS besar, untuk dites lebih lanjut'," ungkapnya.
Dalam proses itu, anak Tutik, Zalfa menghubungi sang ayah Restu Yosepta Gerimona atau akrab disapa Geri. Geri pun datang menghampiri.
Zalfa yang hendak mengurus administrasi rumah sakit, hendak mengurus klaim Jasa Raharja untuk pembiayaan. Lantaran kejadian ini merupakan kecelakaan, oleh petugas RS, ia diminta mengurus surat laporan kepolisian.
"Tapi sebelum itu minta identitas Pak Darso, berupa KTP itu. Kami pihak keluarga yang minta KTP, ada identitas yang ditinggalkan," ujar Zalfa.
"Setelah dengar itu (harus mengurus surat Kepolisian), Pak Darso setiap saya ke administrasi selalu ngikuti di belakang saya, jadi beliau tahu. Tahu harus ada laporan kepolisian, beliau bertiga itu ketakutan, terus sempat ke Pak Geri, 'pak baleke KTP ku', tapi nggak dikasih," lanjutnya.
Sempat Kabur
Di tengah proses itu, kata Zalfa, Darso berulang kali meminta dikembalikan KTP-nya, namun selalu ditolak olehnya maupun Geri. Kemudian, sedang sibuk mencari informasi soal kepengurusan claim Jasa Raharja ke administrasi RS, menurut Zalfa, saat itu ketiga pelaku langsung kabur.
"Pas baru masuk, saya dengan Pak Geri masuk itu bawa identitas Pak Darso. Eh para pelaku itu terus pergi itu tadi. Ada, setelah pergi dikejar sama Pak Geri. Saya langsung ke satpamnya. Satpamnya dari Bethesda Lembuyangan. Saya minta CCTV. Saya rekam pake HP saya gitu," paparnya.
Mengetahui para Pelaku kabur, Geri sontak mengejar mobil pelaku menggunakan sepeda motornya. Aksi kejar-kejaran berhenti di utara Mall Galeria Terban. Para pelaku menabrak motor Geri lalu tancap gas.
"Sempat kejar-kejaran di jalan gitu. Tapi pas sudah sampai utara Galeria itu kan udah mau ini deketan gitu, terus ditabrak sekalian. Jadi yang kedua lebih parah. dia sini (selangka) patah, terus rusuk patah empat. Luka bakar kaki tertempel knalpot," paparnya.
Zalfa melanjutkan, usai kejadian itu ia langsung membuat laporan ke Polresta Jogja. KTP Darso pun masih dibawa pihak keluarga Tutik.
"Langsung saya lapor, langsung. Sesudah kejadian," pungkas Zalfa.
Darso Sempat ke Jakarta 2 Bulan
Seperti diketahui pihak keluarga Darso bercerita bahwa Darso sempat ke Jakarta selama dua bulan usai terlibat kecelakaan itu. Kuasa hukum keluarga Darso, Antoni Yudha Timor mengatakan saat kembali dari Jakarta, tiba-tiba Darso dijemput tamu yang datang menggunakan mobil, 21 September 2024 sekitar pukul 06.00 WIB. Antoni mengatakan, salah satu saksi dari warga ada yang mengungkap Darso dibawa ke salah satu lapangan sepak bola di Kelurahan Purwosari.
"2 jam kemudian datanglah 3 orang tadi bersama Pak RT setempat mengabarkan keluarganya, Pak Darso ada di Rumah Sakit Permata Medika. Tentu istri korban menjadi kaget dan diminta ke rumah sakit," tuturnya di rumah mendiang Darso, Sabtu (11/1).
"Akhirnya ketika sampai rumah sakit ternyata ada 6 orang menjaga, yang ketiga adalah orang yang menjemput itu, yang tiga temannya yang di mobil itu kemungkinannya," sambungnya.
Usai 6 orang yang diduga anggota Polresta Jogja itu pergi, Darso bercerita ke istrinya bahwa ia baru dipukuli oleh mereka. Ia juga menunjukkan luka yang ada di sekujur badannya.
Darso yang sempat 3 hari dirawat di ICU pun kemudian meninggal pada 29 September 2024. Ia sempat meminta agar peristiwa itu diproses hukum sehingga keluarga melapor ke Polda Jateng usai beberapa kali melakukan mediasi dengan para oknum dan tak menemukan titik terang.
(afn/apl)
Komentar Terbanyak
Menteri ATR Nusron Wahid Sebut Kasus Mbah Tupon Bukanlah Mafia Tanah, tapi...
Kamitetep Itu Hewan Apa? Ini Penjelasan dan Fakta Menariknya
Penipu Mbah Tupon Diduga Kibuli Warga Bantul Lain, Tanah Diagunkan ke Bank