Korban mafia tanah asal Tamantirto, Kasihan, Bryan Manov Qrisna Huri (35) ternyata sehari-hari menjalankan layanan ambulans gratis. Bahkan, Bryan merogoh koceknya sendiri untuk mengubah mobil miliknya menjadi ambulans.
Bryan mengatakan, bahwa mulai menjalankan layanan mulia itu sejak akhir tahun 2022. Bryan mengaku layanan itu muncul karena melihat Kasihan merupakan salah satu daerah rawan kecelakaan di Kabupaten Bantul.
"Alasan buat layanan ambulans gratis karena di Kasihan merupakan area lawan kecelakaan dan untuk ambulans yang tersedia di area kami masih terbatas," katanya kepada wartawan di Kasihan, Bantul, Rabu (7/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, selama ini Bryan aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Bryan diketahui tergabung dalam relawan sejak lama.
"Jadi muncul inisiatif menyediakan layanan ambulans yang terutama untuk penanganan laka lantas dan emergency (kedaruratan)," ucapnya.
Bryan melanjutkan, ambulans miliknya merupakan mobil Avanza. Di mana mobil tersebut adalah mobil pribadi miliknya.
"Ambulans pakai mobil Avanza yang sudah dimodifikasi, terus kalau modifnya ini habis sekitar Rp 50 juta," ujarnya.
Saat ditanya dari mana uang untuk modifikasi tersebut, Bryan mengaku dari kantong pribadinya. Pasalnya selama ini Bryan memiliki kos-kosan 30 kamar.
![]() |
"Uang untuk buat layanan ambulans gratis ini ya dari uang pribadi. Karena sehari-hari saya mengurus kos-kosan, dan pemasukannya dari situ," katanya.
Bryan mengaku layanan ambulans gratisnya kebanyakan melayani korban laka lantas. Di mana layanan tersebut sudah bersinergi dengan relawan PMI Bantul, PMI DIY dan relawan yang ada di DIY.
"Untuk penanganan laka lantas dan emergency pakai ambulans kami. Sama sekali tidak ada pungutan biaya," ucapnya.
Menyoal operasional sehari-hari ambulans tersebut, Bryan mengaku berasal dari kocek pribadinya.
"Ini mobil pribadi dan untuk layanan keseharian dan perawatan juga pakai dana pribadi. Sedangkan yang jadi pengemudi juga saya sendiri," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga Jadan, Tamantirto, Kasihan, Bantul mengalami nasib yang hampir sama dengan Mbah Tupon, yakni sertifikat tanah berganti nama dan jadi jaminan pinjaman ke bank pelat merah di Sleman. Bahkan, orang-orang yang terlibat dalam kasus itu sama dengan orang-orang yang ada di kasus Mbah Tupon.
Warga Jadan yang diduga menjadi korban mafia tanah, Bryan Manov Qrisna Huri (35) mengatakan, bahwa kejadian bermula saat ibunya hendak memecah tanah warisan almarhum sang ayah seluas 2.275 m2. Selanjutnya, sang ibu menyerahkan sertifikat tanah kepada T selaku perantara untuk keperluan memecah tanah pada bulan Agustus 2023.
"Setelah itu buat surat turun waris tanggal 14 Agustus 2023, dan sudah ditandatangani oleh saya, adik dan ibu. Saat itu ada saksinya juga dan sudah masuk ke Kalurahan," katanya kepada wartawan di Kasihan, Bantul, Senin (5/5).
Lebih lanjut, T yang menjadi perantara pemecahan tanah membawa surat-surat tersebut. Saat itu, kata Bryan, T menyebut jika tahapan selanjutnya tinggal menunggu BPN melakukan pengukuran tanah yang akan dipecah.
"Jadi sertifikat asli dan surat turun waris diserahkan ke Triono. Saat itu Triono bilang tidak sampai 3 bulan urusan pecah sertifikat itu selesai," ujarnya.
Akan tetapi, memasuki pergantian tahun 2023 ke 2024 tidak ada kabar lagi terkait status pecah tanah dari Triono maupun BPN. Hal tersebut membuat Bryan mendatangi kediaman T di Karangjati, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
"Saat kita tanyakan soal pecah tanah itu jawaban Triono 'ya ditunggu saja', gitu," ucapnya.
Karena sudah percaya, Bryan dan keluarganya hanya bisa menunggu saja. Memasuki akhir tahun 2024, tiba-tiba salah satu bank pelat merah yang berkantor di Kabupaten Sleman mendatangi kediamannya.
"Bulan November 2024 ada pihak BRI Sleman datang ke sini dengan tujuan menagih angsuran yang tidak dibayar," katanya.
(afn/apu)
Komentar Terbanyak
Dipolisikan Jokowi, Roy Suryo: Kami Akan Bongkar Habis Skripsi-Ijazah Palsu
Respons Roy Suryo Dilaporkan Jokowi hingga Relawan
Momen Gatot Nurmantyo Murka ke Hercules: Kau Itu Preman Pakai Pakaian Ormas