PSS Sleman saat ini dihantui degradasi lantaran terus mencatatkan hasil buruk di Liga 1 2024/2025. Pelatih PSS, Pieter Huistra, mewanti-wanti pemain untuk tetap berjuang.
Terbaru, PSS harus menelan kekalahan dari PSBS Biak dengan skor 1-2 pada Jumat (11/4) lalu. Hasil ini memperparah rekor PSS menjadi tim paling banyak menelan kekalahan di Liga 1 2024/2025, yaitu dengan 17 kekalahan.
Posisi PSS juga makin terancam degradasi, di mana saat ini mereka berada di juru kunci klasemen dengan 22 poin. PSS juga tinggal menyisakan enam laga di musim ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Huistra meminta pemain untuk memaksimalkan laga terdekat. PSS dijadwalkan menjamu Dewa United di Stadion Maguwoharjo, Kamis (17/11) mendatang. Laga ini turut menjadi laga perdana mereka di Stadion Maguwoharjo.
"Mungkin akan membuat tim lebih baik adalah besok untuk pertama kali kita main di Maguwoharjo. Saya harap banyak suporter datang memberikan dukungan dan itu tentu akan sangat membantu," ujar Huistra kepada wartawan, Sabtu (12/4/2025).
Tentu, hal ini menjadi angin segar bagi PSS yang menjadi tim musafir sejak Desember 2023 lalu. Ditambah, jalan PSS cukup terjal di awal musim usai mendapat pengurangan tiga poin dari Komdis PSSI.
"Bayangkan saja, seluruh musim ini, setiap laga kandang yAng dimainkan seperti away. Perjalanan (luar kota) tentu merugikan kita. Sanksi tiga poin di awal musim jadi kerugian buat kita," tuturnya.
Pelatih berpaspor Belanda itu meminta pemain untuk tak menyerah di sisa enam laga. Dia ingin pemain berjuang semaksimal mungkin.
"Masih ada enam laga, kita masih solid dan saya tak akan menyerah.dan kita harus berjuang, kita terus berjuang, kita lelah, itu normal, tp kita terus berjuang dan itulah yg paling penting," ungkap Huistra.
"Saya tidak bisa menyalahkan siapa pun. Tapi kalau anda (pemain) menyerah, maka saya marah, saya tidak akan senang. Terus berjuang adalah hal yang bisa kita lakukan sekarang," tutupnya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis Sejumlah Sekolah di Jogja Berhenti
Klarifikasi Bibit Terlapor Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Bantul
Ini Alasan Makan Bergizi Gratis Sejumlah Sekolah di Jogja Dihentikan