Harapan Indonesian Dance Festival ke Menteri Fadli Zon: Dana Indonesiana Lanjut

Indonesian Dance Festival (IDF) yang jadi festival seni tari tertua di Asia Tenggara dan masih langgeng sampai sekarang, punya sejumlah harapan bagi Kementerian Kebudayaan terbaru. Hal tersebut diungkap oleh Direktur IDF, Ratri Anindyajati, saat ditemui detikpop jelang opening di Graha Bhakti Budaya (GBB) pada Sabtu (2/11/2024).
"Harapan saya sebagai Direktur IDF kepada bapak menteri yang baru, mohon banget pak, saya berharap bisa melanjutkan dan memperbaiki buat program Dana Indonesiana. Ini tuh sangat membanggakan," katanya.
Setiap kali, Ratri mempromosikan kebudayaan Indonesia di berbagai negara, ia selalu cerita Indonesia punya dana hibah bernama Indonesiana bagi komunitas seni, lembaga seni, seniman, maupun berbagai event strategis termasuk perfilman Tanah Air.
Dana Indonesiana tersebut, lanjut Ratri, juga ada dalam aturan UU Pemajuan Kebudayaan yang resmi disahkan.
![]() |
"Teman-teman di Thailand, Laos, Vietnam, mereka itu diri, bilang nggak punya loh program seperti itu. Jadi kita kalau mau maju seperti Korea dan Jepang, harus berinvestasi pada pelaku seniman dan pekerja di belakang layar, kenapa Indonesia jadi konsumen KPop dan drama, jadi sebenarnya potensi seni-budaya kita tuh nggak habis-habis," tegas Ratri.
Menurutnya, tanpa adanya Dana Indonesiana platform seperti IDF, Ubud Writers and Readers Festival, ARTJOG, Jogja Biennale, maupun Borobudur Writers and Readers Festival bisa terancam punah.
"IDF itu close call buat Dana Indonesiana, sebagai kategori event strategis, kami memasukkan proposal karena yayasan sudah berdiri lebih dari 20 tahun, dianggap organisasi seni yang sudah independen, cultural policy ada, dan bahwa festival tari ini terlanggeng di Asia Tenggara," sambungnya.
Ratri yang juga pendidikannya mengenyam Manajemen Seni Pertunjukan juga berharap agar dana hibah ini tetap dipertahankan. "Semoga dipertahankan dan kita bisa sama-sama perbaiki," tukasnya.
Saat ini, Indonesian Dance Festival masih berlangsung hingga 5 November di berbagai tempat di Jakarta. Dari kompleks TIM, Graha Bhakti Budaya, Galeri Indonesia Kaya, dan Komunitas Salihara Jakarta Selatan.
(tia/nu2)