ֱ

Membius! Cinta Laura-Happy Salma Bacakan Surat-surat Kartini

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pementasan Terbitlah Terang karya Titimangsa digelar di Museum Nasional Indonesia pada Senin (21/4/2025).
Pementasan Terbitlah Terang digagas oleh Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF) digelar di Museum Nasional Indonesia, sore tadi. Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta - Lagu Melati Suci karya Guruh Soekarno Putra mengawali pementasan Terbitlah Terang yang digagas oleh Titimangsa. Pertunjukan yang digelar di Museum Nasional Indonesia bertepatan dengan momen perayaan hari lahir sosok RA Kartini, Senin (21/4/2025) sore.

Ratna Riantiarno naik ke atas panggung sebagai narator. "Di tahun 1911, RA Kartini mengirimkan surat kepada sahabatnya di Belanda. Surat-surat sederhana tentang budi dan akal, tak disangka pemikiran Kartini jadi terkenal. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris di tahun 1920 dan dibaca publik internasional," ucap Ratna Riantiarno.

"Di antara waktu yang sempit, kita buka kembali surat-surat Kartini. Apakah ada jejaknya hari ini?" ucapnya.

Adegan berlanjut ke Marsha Timothy dan Christine Hakim tentang gagasan RA Kartini akan pentingnya kemajuan pendidikan. Berganti dengan nukilan dari Chelsea Islan, Cinta Laura, Lutesha, dan Bagus Ade Saputra.

"Aku ingin bebas agar bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada siapapun yang harus menikah, tapi kami harus. Tidak menikah adalah dosa terbesar bagi perempuan Muslim," ucap Chelsea Islan membacakan surat Kartini lainnya.

Dalam momen lainnya, giliran Cinta Laura. "Tidak ada kegagalan hidup yang besar bagi perempuan yang belum menikah, yang sekaligus merupakan aib," timpalnya.

Pementasan Terbitlah Terang karya Titimangsa digelar di Museum Nasional Indonesia pada Senin (21/4/2025).Pementasan Terbitlah Terang karya Titimangsa digelar di Museum Nasional Indonesia pada Senin (21/4/2025). Foto: Tia Agnes/ detikcom

Selain mereka, masih ada fragmen surat Kartini lainnya yang dibacakan oleh Maudy Ayunda, Reza Rahadian yang mengkritik pada isu ekonomi rakyat dan lingkungan. Babak terakhir diisi oleh Happy Salma.

"Sehabis gelap gulita, hadir lagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. Habis gelap, terbitlah terang," tutup pendiri Titimangsa tersebut.

Di atas panggung miring yang dirancang Iskandar Loedin sebagai penata artistik, monolog surat Kartini seakan tak lekang oleh zaman. Kartini bukan sekadar perempuan namun tulisan-tulisannya tetap mempengaruhi zaman.

Happy Salma cerita pementasan yang disiapkan dalam waktu singkat adalah bukti kolaborasi bersama pelaku seni Tanah Air.

"Puluhan tahun yang lalu, ada sosok yang menyampaikan gagasan yang lebih maju. Soal pendidikan, kesetaraan, peran serta laki-laki dan perempuan jadi satu-satunya senjata untuk bangsa yang kuat," terangnya usai pementasan di Museum Nasional Indonesia kepada wartawan.

Happy Salma menerangkan bersama tim Titimangsa sudah menyiapkan berbagai fragmen surat-surat Kartini sejak lama. "Kami sudah menyusunnya bertahun-tahun yang lalu, kadang ada surat yang tercecer sampai diupdate lagi, dan sampailah ke tangan sutradara. Kami sudah meriset dan memilih mana yang paling relevan suratnya," pungkasnya.

Surat-surat yang dibacakan dalam pentas Terbitlah Terang diambil dari buku Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer, terbitan Lentera Dipantara 2006 dan buku Kartini: Kumpulan Surat-surat 1899-1904 karya Wardinam Djoyonegoro, Jilid 1, terbitan Pustaka Obor 2024.

Kartini menulis surat pertamanya kepada salah satu sahabat penanya, Estelle (Stella) Zeehandelaar, seorang aktivis feminisme di Belanda. Surat tersebut menjadi titik awal dari rangkaian korespondensi yang kemudian dikenal luas sebagai awal pemikiran perempuan Indonesia.


(tia/aay)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO