
Cerita di Balik Pentas Monolog Terbitlah Terang
Pementasan Terbitlah Terang di Museum Nasional Indonesia mengangkat surat-surat RA Kartini, menyoroti gagasan kesetaraan gender dan pendidikan.
Pementasan Terbitlah Terang di Museum Nasional Indonesia mengangkat surat-surat RA Kartini, menyoroti gagasan kesetaraan gender dan pendidikan.
Pementasan Terbitlah Terang di Museum Nasional Indonesia merayakan RA Kartini. Melalui surat-suratnya, menyoroti isu pentingnya pendidikan dan kesetaraan.
Festival SeAbad Pram merayakan 100 tahun Pramoedya Ananta Toer dengan berbagai acara di Indonesia. Titimangsa akan pentaskan ulang Bunga Penutup Abad.
Suara Ariel Tatum menggema di atas panggung NuArt Scuplture Park. Dia memakai kemben dan kain jarik, lengkap dengan sampur merah di pundaknya.
Sukses jadi model dan main film, gak buat Ariel Tatum berpuas diri. Sejak Sukabumi 1980, Ariel Tatum coba peruntungannya di ranah seni pertunjukan.
Titimangsa kembali dengan karya terbarunya Sang Kembang Bale. Ariel Tatum didapuk sebagai pemeran utamanya.
Mengapa Titimangsa memilih Ariel Tatum yang baru satu kali 'naik panggung' teater? Dia dipercaya jadi ronggeng di pentas Sang Kembang Bale.
Saat jumpa pers, Ariel Tatum cerita kalau dirinya langsung jatuh cinta saat baca naskah Sang Kembang Bale produksi Titimangsa.
Di produksi ke-79, Titimangsa menampilkan Sang Kembang Bale yang digelar pada 10-11 Agustus 2024 di NuArt Sculpture Park, Bandung.
Happy Salma melalui Titimangsa resmi menerbitkan buku antologi seri monolog Di Tepi Sejarah oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).