KPM Bawa Tari Tradisional Indonesia Bersinar di Festival Indisch Den Haag 2025

Sebanyak 26 penari terlibat dalam pertunjukan ini, termasuk empat anak yang menunjukkan bakat luar biasa. Bekerja sama dengan musisi tradisional Roy Tahumuri, KPM menyajikan empat tarian, yaitu Puang Ngeloneng dari Betawi, gabungan Naiak Padi, Piring & Indang dari Sumatera Barat, Nyerap dari Kalimantan Barat, serta Saureka-reka dari Maluku.
Pertunjukan ini mendapat sambutan hangat dari para penonton. Gerak gemulai para penari tak hanya menghibur, tapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia secara mendalam.
Pelatih tari Suprijadi Arsjad memimpin tim penampil, sementara Herman Sitepu hadir sebagai bintang tamu dalam tarian Nyerap. Penataan suara dan panggung yang ditangani Panji Radityo bersama tim dari Zeehelden Theater turut memperkuat kesan pertunjukan.
Empat penari cilik yang ikut tampil antara lain Audya Kemala Paramitha (SDN Sumur Batu 14 Jakarta), Anindita Ayudianti Ariani (Highscope Alfa Indah Jakarta), Areta Putri Pinayungan (SMPN 1 Jakarta), dan Dira Annisha (SMA Avicenna Cinere).
![]() |
"Untuk kedua kalinya KPM diundang oleh Stichting De Mix untuk tampil pada Indisch Den Haag, sebuah perayaan budaya yang mengangkat kekayaan warisan Indisch, perpaduan budaya Indonesia dan Belanda - melalui tari-tarian yang diadakan di Zeehelden Theater, Belanda," kata Molly Prabawaty, penanggung jawab kegiatan ini dalam keterangan resminya dari Den Haag, 11 Mei 2025.
Ia menambahkan undangan ini merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap upaya KPM dalam melestarikan budaya Nusantara.
Molly Prabawaty yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), menyebut penampilan ini sebagai wujud nyata peran perempuan Indonesia dalam memperkenalkan budaya nasional di pentas dunia.
Sementara itu, Ketua KPM Sabena Betty Sihombing menjelaskan komunitas ini menaungi 150 perempuan dari berbagai latar belakang profesi yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian seni tari.
"KPM merupakan wadah yang beranggotakan 150 perempuan dari berbagai profesi yang peduli akan pelestarian seni budaya Indonesia, khususnya seni tari," katanya.
Ia menekankan pentingnya menjaga dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi mendatang. Menurutnya, semakin sering seni pertunjukan Indonesia tampil di luar negeri, semakin besar pula daya tarik wisatawan asing untuk datang ke tanah air.
"Penampilan KPM di mancanegara dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Ini juga merupakan upaya kami membantu pemerintah menaikkan jumlah turis asing," ujar Betty.
Sejak didirikan pada 6 Januari 2018, KPM telah mengukir banyak prestasi, di antaranya meraih penghargaan The Most Outstanding Performance in Artistry & Elegance di ajang Thailand Cultural Exchange Festival tahun 2025, memecahkan rekor MURI pada 2024 untuk pertunjukan tari dengan jumlah penari dan provinsi terbanyak, tampil rutin di World Dance Day, serta turut serta dalam konferensi pendidikan Indonesia-Belanda di Erasmus Huis Jakarta.
"Misi kami, melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai tradisional Indonesia melalui seni, menumbuhkan apresiasi baru terhadap tari tradisional di kalangan generasi muda. Selain itu, kami juga aktif mendukung inisiatif pelestarian budaya, berkolaborasi dengan badan nasional dan internasional, seperti Unesco," pungkasnya.
KPM secara aktif menerima undangan dari berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta, termasuk dari komunitas internasional. Betty pun mengucapkan terima kasih atas dukungan moril dan materiil dari berbagai pihak yang telah memungkinkan KPM tampil di dalam dan luar negeri.
Delegasi penari yang tampil pada Indisch Den Haag 2025, yakni:
Anindita Ayudianti Ariani;
Anna Khairian;
Areta Putri Pinayungan;
Audya Kemala Paramitha;
Bulan Purnamasari;
Dessy Susbianti;
Dira Annisha C. Ramadhina;
Evawani Sa'adah Basri;
Grace Taruli Situmorang;
Herman Sitepu;
Laura Djuriantina;
Lenny;
Lisa Qonita;
Molly Prabawaty;
Nisma Hiddin;
Prihandini Pandansari;
Reni Kristina Arianti;
Rosma Hotma Ida Hutagaol;
Sabena Betty Sihombing;
Saradesy Sumardi;
Sinthya Dhewi Darmadi;
Sinthya Ayuningrum Sunaryo;
Sri Mintorowati;
Suprijadi Arsyad;
Tri Yuliastuti Kusindrayanti;
Yulia Megawati.
(ahs/ass)