Oscar Pertama Tom Hanks Bikin Heboh Amerika

Lewat film itu ia berhasil mengalahkan Anthony Hopkins(The Remains of the Day), Liam Neeson (Schindler's List), Daniel Day-Lewis (In the Name of the Father) dan Laurence Fishburne (What's Love Got to Do with It) sebagai Best Actor. Namun film itu juga yang membuat perannya di sana menjadi perdebatan masyarakat Amerika Serikat.
Philadelphia sendiri merupakan film drama yang mengangkat isu di dunia hukum Amerika Serikat. Di mana ia berperan sebagai Andrew Beckett, seorang pengacara yang terkena tuntutan palsu setelah perusahaannya mengetahui ia mengidap AIDS. Ia pun digambarkan sebagai pria penyuka sesama jenis di film itu.
Mendapatkan ketidakadilan, Andrew melawan balik dengan menuntut mantan rekan kerjanya dengan bantuan dari pengacara yang pernah berseteru dengannya di meja persidangan, yakni Joseph 'Joe' Miller (Denzel Washington).
Keduanya melawan perusahaan tersebut dan perlahan Joe yang homophobia mulai membuka hatinya untuk menerima pria-pria seperti Andrew. Apalagi kondisi Andrew yang perlahan melemah karena penyakit yang dideritanya itu.
Meski mengundang perdebatan, film itu berhasil merebut hati para penonton dengan naskah apik karya Ron Nyswaner dan juga tangan dingin sutradara Jonathan Demme. Bahkan film itu tak hanya sukses menjadi favorit di Oscar, tapi juga laris manis dari segi finansial dengan pendapatan sebesar 206,7 juta USD dan modal produksi mencapai 26 juta USD.
![]() |
Sebelum film ini dibuat, isu LGBTQ dan AIDS menjadi bahasan yang paling panas di Amerika Serikat. Bahkan dalam sebuah wawancara, Denzel Washington sempat mengungkapkan jika ia akan berperan dalam film terkait AIDS dan menuai kecaman dari publik yang mengira jika ia akan tampil sebagai karakter gay atau penyuka sesama jenis.
Hal ini diungkapkan Ron Nyswaner dalam sebuah wawancara bersama Buzzfeed.
"Beberapa orang menduga jika ia akan memainkan karakter gay. Orang-orang mencibirnya dan mengatakan banyak hal buruk padanya. Ia bahkan sering mendapatkan perlakuan tak sopan di jalanan. Orang-orang terkadang cukup berani untuk meluapkan apa yang dirasakan mereka terhadap para gay yang dianggap menyebarkan penyakit berbahaya itu (AIDS)," tuturnya.
Film ini pun membuat publik sedikit terbelah karena beragam pendapat terkait penyuka sesama jenis dan juga AIDS. Ada beberapa pesohor seperti Larry Kramer bahkan meminta publik untuk tak menyaksikan film itu karena dianggap tak akurat dan menyesatkan. Masyarakat merasa ini adalah sebuah kampanye terselubung dan menyuarakan penolakan.
![]() |
Sementara itu pengacara dan pegiat HIV, Gary Bell, menyebutkan jika Tom Hanks cukup berani dan brilian dalam menyuarakan sesuatu yang tabu di masyarakat.
"Ini sangat terasa nyata sekali dan Philadelphia menjadi layaknya sebuah dokumenter (terkait AIDS) yang paling baik sepanjang masa," tuturnya.
Namun dalam wawancaranya belum lama ini Tom Hanks mengaku tak ingin sama sekali untuk memerankan karakter Andrew Beckett saat ini. Baginya peran itu lebih baik dimainkan oleh aktor yang juga merupakan penyuka sesama jenis.
"Satu alasan orang-orang mempermasalahkan film itu adalah aku yang memainkan karakter gay. Saat ini kita sudah melewati masa itu dan ku rasa orang-orang tak akan menerima kepalsuan di mana pria normal bermain sebagai gay," pungkasnya.
AIDS bukan hanya tema yang diangkat dalam film tersebut, tapi juga pesan penting yang tengah dihadapi oleh para kru film itu. Salah satu bintangnya, Ron Vawter, juga mengidap AIDS dan meninggal beberapa bulan setelah film itu dirilis.
Bahkan disebutkan ada 50 orang pengidap AIDS yang terlibat di Philadelphia dan menunjukkan bagaimana mereka sangat ingin menyuarakan isi hati para penderita virus mematikan itu.
(ass/dar)