ֱ

Belajar dari Promo Buruk Joker 2 dan Wonka

Asep Syaifullah
|
detikPop
Adegan dalam film Joker: Folie a Deux
Joker: Folie a Deux. Dok. Warner Bros. Pictures
Jakarta - Joker:Folie a Deux menjadi perbincangan hangat saat ini karena ada banyak sekali kontroversi dari raihan film itu, hingga pendapat kritikus terhadap karya Todd Phillips tersebut.

Jika pada film pertamanya sangat sukses, menjadi (pada saat itu) film dengan rating R terlaris sepanjang masa dan mendapatkan 11 nominasi Oscar, di antaranya memenangkan Aktor Terbaik untuk Joaquin Phoenix.

Kini sekuelnya justru malah berbanding terbalik. Film yang awalnya digadang akan jadi kandidat Oscar itu malah menuai beragam review buruk.

Film ini memperoleh rating sebesar 33% dari para kritikus di Rotten Tomatoes, skor yang sama negatifnya dari para pengguna, peringkat CinemaScore, D (nilai terendah yang pernah ada untuk film komik), dan pendapatan kotor akhir pekan pembukaan yang lebih rendah dari Morbius.


Hampir tidak ada yang senang dengan Folie à Deux, dan sulit untuk menentukan satu faktor tunggal atas kegagalannya. Di atas kertas, penjelasan yang paling jelas adalah perubahan genre; Folie à Deux adalah film musikal, yang sudah menjadi keputusan yang kontroversial.

Namun, faktor yang lebih jelas yang mungkin menenggelamkan film ini adalah bagaimana pihak studio hampir sepenuhnya menyembunyikan aspek musikal dari promi yang mereka lakukan.

Agar benar-benar adil terhadap Joker: Folie à Deux, film ini bukanlah film pertama yang berusaha menyembunyikan bahwa film tersebut adalah musikal. Meskipun banyak film musikal yang bermunculan tahun lalu, seperti Wonka, The Color Purple, Wish, dan versi baru Mean Girls, mereka sengaja menyembunyikan rekaman para aktor yang bernyanyi atau menari.

Bahkan Wicked, yang diadaptasi dari salah satu musikal Broadway paling populer sepanjang masa, meskipun menyertakan lagu ikonik, Defying Gravity, dalam trailernya tampak menyembunyikan para aktor yang benar-benar menyanyikannya di layar.

Di industri film, banyak yang diduga percaya bahwa memasarkan film secara khusus sebagai musikal sama saja dengan hukuman mati di box office, karena para eksekutif menganggap genre tersebut memiliki terlalu banyak stigma negatif di antara khalayak ramai dan tak punya pasar.

Klaim tersebut bukanlah klaim yang sepenuhnya tidak berdasar, karena pada 2021, baik In the Heights maupun West Side Story, yang menampilkan lagu-lagu musikal tersebut secara mencolok dalam trailernya, tidak laku di kalangan penonton. Dan hanya dua tahun sebelumnya, adaptasi Cats yang sekarang terkenal terbukti gagal total.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO