Jakarta -
Rumah dengan konsep industrialis hingga minimalis sempat menjadi tren beberapa tahun terakhir. Ternyata, tren ini masih berlanjut hingga sekarang, khususnya bagi generasi muda.
Hal tersebut diungkapkan oleh Founder Studio Piksat, Pikat Satriadji. Menurutnya, hal itu karena anak-anak muda saat ini terinspirasi dari bangunan-bangunan yang dilihatnya melalui media sosial (medsos), salah satunya Instagram.
"Karena sekarang sudah banyak medsos jadi mungkin ada di industrial dan ya minimalis masih sih ya, payung besarnya sih masih di minimalis," katanya kepada detikcom, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski biaya pembangunannya tak banyak berbeda dengan rumah pada umumnya, namun rumah yang dibangun dengan konsep industrial dipercaya memiliki kelebihan dari sisi minimnya biaya pemeliharaan.
Ini utamanya dimungkinkan karena rumah dengan konsep industrial biasanya mengandalkan warna-warna alami material yang digunakan. Sehingga, tidak perlu dilakukan pengecatan secara berkala seperti rumah pada umumnya.
"Kita memakai raw material, exposed material, jadi tidak memakai cat sama sekali kecuali plafon yang kita cat warna putih. Selain itu, semuanya warna material (asli)," kata Arsitek Andy Rahman dari Andyrahman Architect dalam kesempatan terpisah.
飞速直播merangkum sejumlah bangunan yang mengusung konsep industrial dengan beragam fasad yang unik dan bisa jadi inspirasi detikers yang ingin membangun atau merenofasi rumah.
Rumah pertaama adalah Rumah Kimkim yang berlokasi di Pamulang. Fasad atau tampilan depannya berupa dinding masive dengan pintu tunggal di bagian tengahnya. Dindingnya bergaya industrial yang didominasi roaster dengan warna oranye khas bata merah.
Dinding tempat daun dan kusen pintu melekat adalah dinding beton solid yang difinishing dengan acian ekspos membuat nuansa industrialnya makin terasa.
Bagian kusennya dikelir warna hitam, sementara daun pintunya dibuat dengan kelir warna dasar kayu kuning kecoklatan.
Bagian fasad ini dipadu dengan deretan tanaman yang disusun rapi yang memberkian sentuhan tropis mebuat tampilannya lebih segar dengan warna hijau alami.
Masih mengusung paduan dinding roaster, namun bangunan yang satu ini menawarkan warna yang lebih monokromatik mengandalkan warna dasar semen acian ekspos.
Sisi pagar kos-kosan Biophilic Boarding House di Surabaya tersebut dipadu dengan pintu gerbang berbahan besi dengan jaring-jaring yang dikelir senada dengan warna pagarnya.
Daun gerbangnya menempel pada kolom beton yang menyatu dengan bagian atap garasi yang dibuat berupa dak beton di area masuk. Sementara sisi sebelahnya berupa atap kanopi yang ditahan rangka baja dan ditutup lapisan polycarbonate berwarna biru memberi kesan terang namun sejuk di bagian bawahnya.
Di bagian matai dua, tampak fasad bangunan terbagi dua dengan paduan lorong di bagian tengahnya. Dinding sisi kiri dibuat dengan bata ekspose yang disusun sedemikan rupa dan dibiarkan dengan warna aslinya. Sementara dinding fasad depan di sisi kanan berupa dinding masive yang solid berbentuk kotak.
Terakhir adalah fasad rumah kembar bergaya industrial yang kental, berdiri di area gang namun tetap estetik.
Bagian paling depan bangunan 'Twin House' ini adalah dinding solid berwarna putih yang dipadu dengan pagar besi bernuansa jaring yang dikelir dengan warna senada.
Bagian bangunannya berupa dua kubus raksasa dengan aksen trapsium di beberapa sudut yang meisematkan tanaman berbatang tinggi yang memberi kesan dinamis.
Nuansa industrial berhasil dihadirkan lewat finishing dinding bangunan utama yang dibiarkan tanpa kelir dan hanya mengandalkan warna alami beton. Berpadu kontras dengan kusen jendela aluminium berwarna putih.
Dinding depan rumah ini difinishing dengan teknik kamprot memberi tekstur pada permukaan dinding yang memberi kesan dramatis ketika terkena cahaya.
Halaman Selanjutnya
Halaman
Simak Video "Video: Tren Desain Hunian yang Diminati Gen Z-Milenial"
.webp)
