Gedung perkantoran di Jakarta terpantau masih banyak yang kosong alias diisi 'hantu'. Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim mengatakan, hingga kuartal-II 2023, tingkat hunian perkantoran di CBD masih berada di angka 70%, tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini karena pada tahun 2015 terjadi oversupply gedung perkantoran, sehingga membuat tingkat hunian tertekan di angka 70%.
Imbas rendahnya okupansi atau keterisian ruang kantor, membuat harga sewanya masih tertekan akibat belum mengalami kenaikan. Para pemilik gedung lebih memilih menahan harga sewa ruang kantor miliknya agar lebih banyak yang mengisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan dinamika yang ada saat ini memang harga sewa terus tertekan karena kaitannya dengan para landlord yang berusaha untuk meningkatkan tingkat hunian mereka untuk menarik para tenant untuk masuk dalam gedung mereka dengan memberikan harga sewa yang kompetitif, sehingga harga sewa di triwulan kedua 2023 ini masih berada di -2,1%," tuturnya dalam Konferensi Pers Jakarta Property Market Overview Q2 2023 belum lama ini.
Sebagai informasi, rata-rata harga sewa ruang kantor di kawasan pusat bisnis Jakarta atau Central Business District (CBD) untuk gedung Grade A sekitar Rp 211.680 per meter persegi per bulan.
Baca juga: |
Lalu, saat ini ada 7 juta m2 ruang kantor yang ada. Diperkirakan, 5 tahun ke depan akan ada tambahan ruang kantor sebanyak 500 ribu m2.
"Jadi secara pasokan kita lihat memang sudah berangsur-angsur pasokan baru mulai sedikit, sehingga diharapkan nantinya akan menopang atau membantu tingkat hunian ke depannya," ungkapnya.
Sementara itu, untuk kawasan non-CBD, trennya mirip dengan ruang kantor yang ada di CBD. Pada 2013, tingkat hunian ruang kantor berada di angka 93%, lalu pada 2015-2017 pasokan baru mulai masuk yang menyebabkan tingkat hunian tertekan. Meski demikian, tingkat hunian ruang kantor kawasan non-CBD masih stabil di angka 71% hingga kuartal-II 2023 ini.
Dari sisi harga sewa, dengan tingkat permintaan yang terbatas membuat harga sewa juga tertekan. Salah satunya di kawasan TB Simatupang.
"Jadi kalau kita lihat di TB Simatupang itu sendiri terlihat ada penurunan harga sewa sebesar 0,6% secara rata-rata dari seluruh gedung yang ada di kawasan TB Simatupang," paparnya.
Sebagai informasi, harga rata-rata sewa ruang kantor di kawasan non-CBD sekitar Rp 106.450 per meter persegi per bulan. Sementara di kawasan TB Simatupang, harga sewa ruang kantor per meter persegi per bulan hampir Rp 150.000.
"Ke depannya, harga sewa mungkin akan tetap terdampak dari pasokan barunya selesai dibangun. Kemudian juga adanya real estate strategy atau memang yang kita sebut work place strategy, bagaimana menemukan ruangan yang pas sesuai dengan kebutuhan dari cara bekerja saat ini," ungkapnya.
(dna/dna)