Tingkat kekosongan ruang kantor di Jakarta menyentuh angka 26,8% atau terdapat sekitar 3,1 juta meter persegi (m2) ruang kosong. Hal ini diungkapkan oleh Associate Director Research & Consultancy PT Leads Property Services Indonesia, Martin Hutapea.
"Jadi (ruang) kosongnya sekitar 3,1 juta (m2), jadi kalau seumpamanya satu gedung itu 50.000 m2, tinggal dibagi aja jadi equivalennya sekitar 60 gedung kosong," paparnya dalam Konferensi Pers Jakarta Property Market Outlook 2024 di gedung Indonesia Stock Exchange, Jakarta, Rabu (29/11).
Dari materi yang dipaparkan, Jakarta memiliki tingkat kekosongan gedung yang tertinggi di Asia Pasifik. Sementara itu, Bangkok memiliki kekosongan ruang sebesar 23,2%, Manila-Makati 21,0%, Hong Kong 15,7%, Melbourne 15,0%, Sydney 11,5%, Taipei 8,2%, Tokyo 5,7%, Singapura 4,0%, dan Seoul CBD 1,5%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, tingkat hunian ruang kantor di Jakarta sekitar 73% pada kuartal-III 2023. Hal ini, kata Martin, mengalami penurunan karena oversupply ruang kantor.
"Tingkat hunian 73%. (Pada) 2014-2015 masih 90-an (persen), nah jadi kita drop gara-gara kebanyakan stok," ungkapnya.
Sementara itu, untuk harga rata-rata di Jakarta Rp 310.000 per m2 per bulan. Adapun harga sewa ruang kantor di Jakarta CBD Rp 331.000 per m2 per bulan sementara di luar CBD sekitar Rp 241.000 per m2 per bulan.
"Kalau untuk service charge itu sekitar Rp 90.000-an atau Rp 100.000-an kalau di CBD, kalau outside CBD bisa Rp 70.000-an," pungkasnya.
(abr/dna)