Harga properti dari tahun ke tahun semakin meningkat. Seperti yang terjadi pada rumah-rumah di Bintaro.
Untuk melihat perubahan harga rumah, detikProperti mengumpulkan sejumlah brosur iklan perumahan dari tahun 1980-an dan tahun 2024.
Harga Rumah di Bintaro Tahun 1982
Dalam sebuah brosur perumahan tahun 1982, dikutip Rabu (2/10/2024), ada pengembang yang menawarkan rumah di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Harga yang tertera seakan terjangkau jika di masa sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rumah dengan luas tanah 180 m2 dan luas bangunan 112 m2 harganya sekitar Rp 28 juta. Berikut daftar harga untuk ukuran rumah yang berbeda-beda.
Luas Tanah (m2) | Luas Bangunan (m2) | Harga (Rp)
ADVERTISEMENT
|
120 | 68 | 14.516.100 |
120 | 72 | 19.377.000 |
135 | 78 | 20.616.750 |
180 | 112 | 28.842.000 |
Harga Rumah di Bintaro Tahun 1986
![]() |
Pada tahun 1986, pengembang yang sama mengeluarkan brosur perumahan baru. Dalam kurun waktu empat tahun saja, harga rumah sudah melonjak. Berikut daftar harga rumahnya.
Luas Tanah (m2) | Luas Bangunan (m2) | Harga (Rp) |
90 | 81,5 | 26.000.000 |
120 | 87,5 | 30.300.000 |
135 | 108 | 36.250.000 |
180 | 120 | 45.900.000 |
250 | 122 | 53.000.000 |
250 | 155 | 59.800.000 |
Harga Rumah di Bintaro Tahun 2024
Sementara harga rumah saat ini jauh berbeda dari zaman dulu, bahkan untuk rumah dengan ukuran bangunan yang mirip. Seperti yang dikutip dari Dekoruma Properti, ada rumah di Graha Raya, Tangerang Selatan dengan luas tanah 105 m2 dan luas bangunan 121 m2.
Harga rumah ini cukup fantastis sekitar Rp 3,1 miliar. Angka tersebut sekitar 110 kali lipat dari harga rumah di tahun 1980-an.
Kemudian, perumahan lain di kawasan yang sama juga menawarkan rumah dengan ukuran dan harga serupa.
Pengamat Properti sekaligus Direktur PT. Global Asset Management, Steve Sudijanto juga menyebut harga rumah dengan spesifikasi tersebut di Bintaro sekarang mencapai Rp 3 miliar.
"Tergantung dari klaster mana, rata-rata harga tanah (di Bintaro) Rp 15-30 juta (per meter) tanah kavling yang klaster. (Harga rumah) Bisa Rp 3 miliar. Sekarang sudah kecil-kecil (ukuran rumah)," ujar Steve belum lama ini.
Lantas, apa yang menyebabkan harga rumah di Bintaro semakin mahal? Berikut ini penjelasannya.
Alasan Harga Rumah Semakin Mahal
1. Populasi
Menurut Steve, faktor pertama yang membuat harga rumah sangat berbeda antara tahun 1980 dan 2024 karena jumlah populasi. Jumlah masyarakat Indonesia di tahun 1980 dibanding sekarang lebih kecil, sehingga permintaan pasar lebih mudah dipenuhi.
Semakin besar populasi, maka semakin tinggi permintaan dan kebutuhan akan properti. Sementara persediaan tanah dan rumah tetap terbatas.
"Memang dari sisi segi dan demand, populasi pada tahun 1980 itu belum sepadat saat ini. Kita juga harus memahami kepadatan populasi, jumlah volume dari penduduk itu belum sepadat sekarang," jelasnya.
2. Inflasi
Selanjutnya, Steve menjelaskan harga rumah melonjak karena adanya inflasi. Hal ini bisa dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang, khususnya terhadap Dolar Amerika Serikat.
Inflasi membuat harga tanah dan bahan baku bangunan semakin mahal, sehingga harga properti pun ikut meningkat.
"Korelasi dari harga komoditas yang bahan baku bangunanan itu kurang lebih korelasinya identiknya dengan nilai tukar USD," imbuhnya.
3. Ketersediaan Lahan
Ketersediaan lahan yang terjangkau sudah berkurang karena inflasi dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang semakin mahal. Menurut Steve, NJOP meningkat karena permintaan masyarakat akan tanah semakin banyak.
Selain itu, harga lahan juga menjadi mahal karena lokasinya yang strategis. Misalnya suatu kawasan sudah ada transportasi massal dan tersambung ke jalan tol.
Dengan harga tanah yang semakin mahal, ukuran rumah tapak disesuaikan menjadi semakin kecil. Hal ini agar rumah bisa lebih terjangkau bagi masyarakat.
4. Era Digitalisasi
Steve menambahkan era digitalisasi saat ini memungkinkan ketersediaan informasi yang mudah. Pencari rumah bisa melihat dan membandingkan harga. Menurutnya, hal ini mendorong terjadi pemerataan harga.
"Sekarang ini sudah ada yang namanya pemerataan karena keterbukaan informasi, itu yang membuat harga properti juga sudah tidak bisa diredam. Sebab, pemerataan informasi mengakibatkan pemerataan harga, orang bisa menilai harga properti yang layak," pungkasnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/dna)