- Contoh Teks Puisi Pendidikan untuk Ki Hajar Dewantara dan Pahlawan lainnya #1 Teratai #2 Ki Hajar Dewantara #3 Bahagialah, Selamatlah dan Bebaslah #4 Dikoyak Suara
- Contoh Teks Puisi Pendidikan Pentingnya Ilmu #5 Bintang #6 Sepenggal Asa #7 Ayo Membaca #8 Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu #9 Buku
- Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Sekolah #10 Jam Kosong Kami Bahagia #11 Sekolahku
- Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Guru #12 Pembuka Jendela Dunia #13 Guru #14 Pahlawan Tanpa Lencana #15 Guruku
- Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Pelajar/Siswa #16 Telegram dari Karl Marx #17 Suara Murid Masa Kini #18 Para Pelajar #19 Menggapai Mimpi
- Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Pendidikan di Indonesia #20 Ironi Pendidikan #21 Apakabar Pendidikan Negeriku #22 Negeri Ini Tertawa #23 Peti Emas Sejuta Mimpi #24 Negeri Tanpa Batas #25 Pancasila
- 5 Unsur Pembangun dalam Puisi
Puisi bertema pendidikan merupakan salah satu jenis puisi yang banyak dibacakan dalam berbagai kegiatan. Berikut ini contoh puisi pendidikan yang bisa jadi referensi.
Melansir dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia oleh Kemdikbud, puisi adalah bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif. Di dalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh penyair melalui rangkaian kata yang indah.
Pesan-pesan penting dalam puisi pendidikan lazimnya mengenai nilai moral dan etika dalam konteks pendidikan. Dengan harapan, puisi tersebut dapat memberi inspirasi, motivasi, dan semangat kepada pembaca dalam menjunjung tinggi nilai-nilai edukasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang sedang mencari referensi puisi pendidikan, berikut detikSulsel telah mengumpulkan 25 contoh puisi pendidikan penuh makna yang bisa dijadikan acuan.
Simak selengkapnya di bawah sini!
Contoh Teks Puisi Pendidikan untuk Ki Hajar Dewantara dan Pahlawan lainnya
#1 Teratai
Karya Sanusi Pane
Kepada: Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia.
Teruslah, o, teratai bahagia
Bersemi di kebun tanah Indonesia
Biarkan sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga jaman
Sumber: Repository UNY 'Puisi Indonesia' oleh Maman Suryaman Wiyatmi
#2 Ki Hajar Dewantara
Karya A.K. Wardhani
2 Mei engkau dilahirkan
Tanggal itu pula kami abadikan
sebagai hari Pendidikan Nasional
Karena jasamu,
Mengentaskan kebodohan
Memerangi penjajah dengan cahaya pengetahuan
Putra ningrat yang merakyat
Pengasingan tak menghentikan langkah
Serbuan kritik tajam kau arah
Jiwamu menahan amarah
Dalam doa dan tengadah
Dalam tulisan penuh amanah
Ki Hajar Dewantara... Ki Hajar Dewantara!
Pekik namamu harum kukenang selalu
Engkaulah pendiri Taman Siswa
Engkaulah pejuang Tiga serangkai
Teladanmu terlukis nyata penuh wibawa
Dalam perjuanganmu!
Dalam tulisanmu!
Dalam dedikasimu!
Semboyanmu akan selalu terpatri
Ing ngarsa sung tuladha
Ing madya mangun karsa
Tut Wuri handayani
Sumber: Puisi pilihan satu oleh disdikbud.kendal
#3 Bahagialah, Selamatlah dan Bebaslah
Karya I Gusti Made Astawa-Puisi Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Bahagialah ...
Putera puteri penerang dunia
Engka bagaikan kertas dengan tulisan yang samar
Niatku Kugerakkan dalam tugasku
Untuk menebalkan tulisan itu
Nantinya akan seperti apa?
Tentu aku berharap engkau bahagia
Untungnya aku punya kesempatan itu
Menuntun mu menuju Kebahagiaan
Pendidikan itu sama seperti petani
Petani memiliki banyak benih
Pendidikan memiliki banyak anak didik
jenis benih pun berbeda beda
Karakter anak didik pun berbeda-beda pula
Ada si jagung, ada di padi, dan ada si singkong
Selamatlah...
Tumbuhlah benih benih ku dengan selamat
Kuperlakukan kau layaknya si jagung
Kuperlakukan kau layaknya si padi
singkong
Jangan sampai terbolak-balik
Karena nanti dia tak akan selamat
Kodratmu Gung tumbuh di tanah ladang dan menghasilkan jagung yang manis
Kodratmu Di tumbuh di persawahan dan menghasilkan nasi yang pulen
Kodratmu kong tumbuh di tanah kebun dan menghasilkan Singkong yang empuk
Pak tani tau semua itu
Pendidikan juga tahu akan anak didiknya
Bebaslah...
Kepakkanlah sayapmu putra putri ku
Terbanglah ke angkasa dengan bahagia
Terbanglah ke seluruh penjuru dunia
Seraplah sari-sari kehidupan sebanyak yang kamu mampu
Tapi ingat...
Kembalilah ke pangkuan ibu pertiwi mu dengan selamat
#4 Dikoyak Suara
Karya: Ika Rahutami
Di ujung sore yang sepi
Terbayang kerinyit kemarahan bercampur bau perjuangan
yang berkobar sekian puluh tahun lalu
"apakah kamu mendidik?"
"iya," jawabku
"mendidik semacam apa?"
"ya mendidik orang muda supaya pintar, supaya tidak bertemu alisnya ketika berbicara teknologi, supaya kelak jadi kaya"
"cukupkah?" desisnya lagi. "Kamu lupa, pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan"
Aku terdiam
Membiarkan suara suara di telinga terganti oleh detak nadiku yang lebih cepat
Tergerus oleh arus yang lebih cepat,
terlupa kemewahan idealisme, kokoh kemauan, dan halus perasaan
Terlupa atau sengaja lupa
Itu tetap kegagalan
Sumber: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata
Contoh Teks Puisi Pendidikan Pentingnya Ilmu
#5 Bintang
Karya Chairil Anwar
Aku mencintai kelasmu
Kamu membuatku 'tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya
Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu
Aku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, Kamu adalah bintang
Sumber: Buku 'Aku Ini Binatang Jalang' oleh Chairil Anwar
#6 Sepenggal Asa
Karya Nurul Qomariyah Sayuti
Bergelayut dalam sukmaku sepenggal asa
Seonggok harapan yang kian membara
Terpancar, terpantul, dan tersebar
Akankah ku raih semua harapan?
Bersandar di pilar-pilar ilmu
Tertunduk aku di hamparan buku
Melawan hawa nafsu
yang kian memburu
Tuhan...dalam doa ku panjatkan asma Mu Al0-Ilmu
Ku Yakin semua harapan dan citaku akan terwujud
Bersamaan dengan lahirnya perjuanganku
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
#7 Ayo Membaca
Karya Abdul Jalil
Sesobek kertas telah diberikan
Seuntai tulisan juga berada di dalamnya
Duhai nak yang malang
Kenapa engkau diam saja?
Kenapa kertas itu hanya kau simpan?
Sungguh banyak harapan terpendam
Ilmu maha luas telah tertuliskan
Namun sayang kau malas membaca
Dunia begitu luas ilmu pun begitu terbentang
Sungguh dunia telah berkata,
Kau ingin tahu isiku?
Kau ingin mengeri apa tentang dunia ini?
Malang beribu malang kau malas membaca
Duhai anak yang malang
Bangkitlah sekarang
Wawasan luas telah menantimu
Lawanlah jiwa kotormu itu
Tuk mencapai impianmu
#8 Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu
Karya Widji Thukul
Apa guna punya ilmu
kalau hanya untuk mengibuli
Apa gunanya banyak baca buku
kalau mulut kau bungkam melulu
Dimana-mana moncong senjata
berdiri gagah
kongkalikong
dengan kaum cukong
Di desa-desa
rakyat dipaksa
menjual tanah
Tapi, tapi, tapi, tapi
dengan harga murah
Apa guna membaca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu
#9 Buku
Karya Susiska Arum
Kau tempatku menabur ilmu...
kau jendela di hidupku...
kau tempatku goreskan jutaan pena...
namun, terkadang orang mengabaikannya...
kau tertumpuk deraian debu...
Buku...
kau tempatku berbagi rasa....
meski engkau hanya diam membisu...
lembaran demi lembaran yang terisi...
Tertancap keindahan ilmu menawan...
terselip kata demi kata...
yang mengisi hari-harimu...
Buku...
kau tempatku goreskan pena...
goresan pena kini tertancap di badanmu...
jutaan kata kini terlukis di badanmu...
Kau tempatku lukiskan keindahan...
kau tempatku berbagi kesakitan....
Buku...
kau yang mengajariku arti kehidupan...
tiada pantas hidup ini kulewati...
tanpa engkau di sisiku...
Kau guru yang hanya bisa diam membisu...
namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap lembaran...
Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Sekolah
#10 Jam Kosong Kami Bahagia
Karya AR. Izzal Muflihin
Betapa bahagianya kami
Jam kosong tak ada guru terasa lagi
Telah menjadi tradisi, lumrahnya kami
Mereka senyum bahagia sana-sini
Dan di sudut kiri
Guru mulai menyibukkan diri; melupa kepada kami
Ada yang bangkit senyum dari tidurnya
Ada yang membaca buku lalu menertawakannya
Ada pula yang mencela, pada daftar nama yang tertera
Begitulah kami
Pelajar generasi negeri ini
Yang gembira tiada henti
Kala jam kosong tak terganti
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
#11 Sekolahku
Karya Diyah Rachmawati Tohari
Engkau hanya seonggok batu yang termakan debu
Tapi tak ada jemu dalam jembatan ilmu'
Jantungmu mendenyutkan cerita
Semangatmu mengucap cita-cita
Dan hadirmu selalu terkenang
Kisah penting bermula dari bangkumu
Yang terbaik melangkah melalui tapak jalanmu
Gelak tawa maupun sendu yang hadir
Menjadi lembar pembuka tabir
Di tempat engkau berdiri
Jutaan pelita menyembul untuk negeri
Jembatan masa depan yang menyambung
Sekolahku, namamu akan selalu bergaung
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Guru
#12 Pembuka Jendela Dunia
Karya Lia Kencana
Raut wajah yang polos mencari isi dunia
Tapi matanya buta, tak tahu ingin kemana
Hanya menadahkan tangan untuk meminta-minta
Mereka bagai kertas putih tanpa goresan tinta
Ada malaikat dikirim ke Bumi
Sebagai wahana untuk mencerdaskan bangsa anak negeri
Jemari malaikat itu mulai menari-nari,
mengumpulkan huruf membentuk kata yang memiliki arti
Malaikat itu tak pernah mengharap kembali
Ia ikhlas mentransfer ilmu kepada negeri ini
Rasa lelah, letih, gelisah tak pernah ia tunjukan
Bagai orang tua memberi kasih sayang dan bagian
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
#13 Guru
Karya Kahlil Gibran
Barangsiapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata
Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemulian
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain.
#14 Pahlawan Tanpa Lencana
Karya Saifuddin Usman
Pagi yang indah deruan angin menerpa wajah
Dingin menyelimuti langkah penuh keikhlasan
Renungan hanya untuk sebuah kejayaan
Berfikir hanya untuk sebuah keberhasilan
Tiada lafaz seindah tutur katamu
Tiada penawar seindah senyuman mu
Tiada hari tanpa sebuah bakti
Menabur benih kasih tanpa rasa lelah
Hari demi hari begitu cepat berlalu
Tiada rasa jenuh terpancar di wajahmu
Semangatmu terus berkobar
Memberikan kasih sayang tiada rasa jemu
Jika engkau akan melangkah pergi
Ku tau langkahmu penuh pengorbanan
Jika dirimu telah tiada dirimu kan selalu di kenang
Kau adalah pahlawan tanpa lencana.
#15 Guruku
Karya Mustofa Bisri
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang tersabar dan pintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?
Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Pelajar/Siswa
#16 Telegram dari Karl Marx
Karya Deni Puja Pranata
Derak jam Berlin tujuh
Kapal-kapal membawa firman
atas rindu, atas keyakinan
terhempas di dada Gorki
aku baca, aku teguk hingga larut malam
di laut Madura, di jantung kota, di trotoar,
dan di sisa peristiwa yang terpenggal sejarah.
Aku baca dengan hati-hati
lukisan nelayan, petani tembakau, dan
huruf-huruf yang mengepal di jari-jarinya
sekali lagi dan seterusnya, aku baca, aku teguk
di bilik malam, di pucuk kamboja, sampai kepalaku pecah.
Derak jam Berlin jatuh
Kapal-kapal membawa firman
pada siapa kutipan kepala yang pecah?
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
#17 Suara Murid Masa Kini
Karya: Pipit Sriwulan
Inginku bebas inginku lepas
Terserah air mengalir ke mana
Melewati pasir, lembah dan telaga
Berlari sekuat-kuatnya yang tanpa batas
Kebebasan mengolah cipta, rasa, dan karya itu hak kami
Tuk memupuk sejuta potensi yang terpatri di sanubari
Maka waktu, ilmu dan maju akan tumbuh dalam diri
Kemerdekaan dalam bermain dan belajar haruslah ditaati
Dukunglah kami, bimbinglah kami
Menggapai keemasan sebagai wujud dari mimpi
Doakan kami, agar tiada jalan yang tak pantas tuk dilalui
Kami hanyalah seekor semut yang pantas tuk disayangi
Sungguh pendidikan adalah pusaka
Harus selalu dijaga kemurnian dan keutuhannya
Mengayomi, memfasilitasi mencetak generasi
sesuai keyakinan falsafah negeri
Menopang kuat kemajuan negara,
berakarkan budaya Indonesia
Sumber: Kumpulan Puisi Filosofi Ki Hajar Dewantara, Antologi Puisi CGP Angkatan 4 Tulungagung
#18 Para Pelajar
Karya: Elfrida Octaviani
Kami tumbuh untuk Indonesia
Kami hidup untuk Indonesia
Kami berdiri untuk Indonesia
Kami mati untuk Indonesia
Tidak semata mata kami hanya meminta
Dengan jeritan dan ronta
Tapi kami juga mengalirkan
Ilmu sebagai terapan yang meringankan
Malam tergelap tepat sebelum fajar
Rintangan dan halangan selalu mengajar
Esa hilang dua terbilang
Tak akan ada harapan yang hilang
Sumber: Antologi Puisi Pendidikan oleh Benny D Setianto dkk, Civitas Akademika Unika Soegijapranata
#19 Menggapai Mimpi
Karya: Ni Nengah Restari
Senyum terukir tipis
Menghias bibir yang manis
Langkah demi langkah berpijak
Mengejar angan yang bijak
Sejuta harapan kurengkuh
Laksa rintangan kutempuh
Laksa menuju kemenangan
Menggapai impian
Riang gembira jalan hidup
Hati ikhlas bahagia datang
Perjuangan dan doa penuh ikhlas
Bawa berkah yang berlimpah
Sumber: Antologi Puisi Pendidikan oleh Ni Nengah Restari, dkk, Komunitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kreatif Kabupaten Lombok Tengah
Contoh Teks Puisi Pendidikan tentang Pendidikan di Indonesia
#20 Ironi Pendidikan
Karya Marlin Putri Bulawan
Untukmu yang mengenyam pendidikan...
Di saat kau diberi kesempatan
Menjela hal istimewa bernama pendidikan
Di saat yang sama kau malah menyia-nyiakan
Kau terjerembam dalam kenyamanan
Sekeliling pun kau abaikan
Bukankah pendidikan mengajarkan kepedulian
Ataukah kita yang terlalu asyik dengan keegoisan
Sadarilah di sisi lain, ada hati yang menggebu-gebu
Mendaba hal termewah yang kau jadikan sia-sia
Bangkit, lawan rasa malas dan keegoisan yang menggerogotimu
Atau kau terlarut dalam dunia yang menjadikanmu tak berguna
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
#21 Apakabar Pendidikan Negeriku
Karya Dian Hartati
Sampai kini aku tak tahu
Apakah titel sarjana yang dibangga-banggakan ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku
Tujuh Belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun aku tetap tak mampu memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku
di ruang gerah sekolah dan kuliah
Namun tak memberiku otak brilian dan keterampilan yang sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang
Aku terampil mencuri ide-ide bukannya menciptanya
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucuku akan dapat merasai sekolah yang indah
Dan masa depan yang cerah?
#22 Negeri Ini Tertawa
Karya Syarif Nurullah
Sebab terlalu risih
Negeri ini berbisik pada:
"Indonesia semakin tahun semakin bodoh saja!"
Ah yayaya, aku mengangguk-angguk kepala
Aku pun demikian adanya
Bagi siswa
Sekolah adalah tempat nongkrong yang paling mewah
Nafsu-nafsu di gembala
Sementara di bilik balikpintu
Jas terganggu bisu
Dibawahnya ijazah berdebu
Negeri ini mengangguk-angguk kepala
Membaca puisiku, dia tertawa
"Aku setuju!" katanya
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
#23 Peti Emas Sejuta Mimpi
Karya Annisah Fatona
Mimpi itu terasa terkubur begitu dalam
Begitu dalam sampai tak bisa digali
Ingin ku keluarkan mimpi-mimpi itu sekarang
Tapi itu tidaklah mudah....
Butuh sejuta peti emas untuk menggali mimpi itu
Itulah mahalnya pendidikan
Begitu mahal sampai harus mengubur mimpi ini.
Sungguh ku butuh peti itu
Apalah daya, mengisi perut keroncongan pun sulit
Apakah hanya mimpi seorang anak pejabat yang bisa tumbuh?
Apakah niat tidaklah cukup tanpa seperti emas?
Zaman yang begitu kaya......
Bukan karena kebodohan kami tidak bisa menggapai mimpi kami.
Tapi karena peti emas yang tidak bisa kami dapatkan.
Begitu kaya karena sejuta mimpi yang terkubur dengan sejuta peti emas.
Lebih baiklah tak perlu bermimpi,
Dari pada harus bermimpi tapi terkubur jua
Sumber: Antologi Puisi Antariksa 2k18 'Puisi Pendidikan' oleh Rabiah, dkk
#24 Negeri Tanpa Batas
Karya Hadi Mulyadi
Negeri ini sangat luas,
negeri tanpa batas
dan tanpa tapal batas.
Membuat semua mudah lepas.
Bukan hanya tanpa batas,
tapi juga tanpa pengawas.
Apapun bisa bebas,
dari narapidana sampai pulau pun lepas.
Alangkah lucunya negeri ini,
negeri yang kaya penghuni.
Beragam budaya dan seni,
banyak corak warna warni.
Memang tidak mudah menata negeri ini.
Tapi kalau semua mau tahu diri,
pemimpin mau peduli,
aparat dan rakyat disiplinkan diri,
Nyamanlah kita di sini.
Aku coba renungkan diri.
Mungkinkah ini salahku sendiri,
atau kita semua harus intropeksi diri.
Apa sesungguhnya yang terjadi di negeri ini.
Persoalan tak kunjung henti,
musibah dan fitnah silih berganti.
Mana harum melati negeri ini,
mana indah dan cantiknya anak bangsa ini,
mana pemimpin sejati yg peduli anak negeri.
Oh...Negeri ini,
Kami cinta padamu pertiwi,
kami ingin belajar mengasihi,
kami ingin belajar peduli,
kami ingin belajar tahu diri,
kami ingin temukan jati diri,
sebagai anak bangsa di negeri sendiri,
yang ingin bangkit benahi diri.
Sumber: Laman diskominfo.kaltim 'Kumpulan Puisi Cermin' oleh Bank Indonesia
#25 Pancasila
Karya: Veni Rosfenti
Pernah pada suatu masa dulu, engkau diuji oleh penghianatan bangsamu sendiri
Pernah pada suatu masa dulu, engkau begitu dipuja dan dipuji
Berbagai hal terkait bangsa ini harus atas namamu
Ekonomi Pancasila
Demokrasi Pancasila
Pendidikan Moral Pancasila
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
dan sederet istilah-istilah mentereng lainnya terkait tentangmu
Namun tidak cukup sampai di situ, ujianmu belum selesai Pancasilaku
Pernah pada suatu masa dulu, engkau seolah-olah tenggelam dalam pusaran arus sejarah masa lalu
Tenggorok di sudut gelap kehidupan politik yang hingar bingar
Termangu menatap lorong sunyi di tengah denyut kehidupan bangsamu yang semakin hiruk pikuk
Hingga kini hari lahirmu pun jadi kontroversi
Sejatinya
Bukan soal kau lahir kapan dan siapa yang melahirkanmu
Karena
Engkau telah lahir sejak bangsa ini ada
Engkau dilahirkan ibu pertiwi
Kini
Bangsa yang besar dan beraneka ini membutuhkanmu
Untuk mempersatukan elemen-elemen yang berserak
Dan
Aku mendukungmu Pancasila
Sumber: Buku Kumpulan Puisi Terbaik Peserta Diklat Samisanov
5 Unsur Pembangun dalam Puisi
Melansir dari laman resmi kemdikbud.go.id, terdapat 5 unsur pembangun yang terdapat di dalam sebuah puisi. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Majas
Majas merupakan bahasa kias yang digunakan untuk melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Ada banyak sekali jenis majas, beberapa yang terkenal seperti personifikasi, hiperbola, eufimisme, ironi, retorika, dan sebagainya.
2. Irama
Irama adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi.
3. Kata konotasi
Konotasi merupakan kiasan atau suatu perbandingan. Misalnya, kata benteng pada lirik kita berdiri bersama mencipta benteng kokoh memiliki makna konotasi, yaitu kekuatan yang diharapkan dapat dibangun oleh bangsa Indonesia.
4. Lambang
Lambang adalah sesuatu, seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu serta dapat dipahami oleh pembaca. Misalnya, bunga melambangkan keindahan merah melambangkan keberanian, dan lain sebagainya.
5. Imaji
Imaji bertujuan menimbulkan imajinasi atau khayalan seolah-olah pembaca atau pendengarnya merasakan, mendengar, atau melihat apa yang diungkapkan oleh penulis puisi. Misal seperti kata bersinar, diterpa kehangatan, dan sebagainya.
Itulah tadi kumpulan puisi pendidikan untuk peringatan Hardiknas yang bisa dijadikan referensi. Semoga membantu ya,detikers!
(edr/urw)