Sejumlah daerah di Aceh saat ini dilanda banjir maupun tanah longsor. Bencana itu terjadi dalam waktu berbeda.
Informasi diperoleh detikSumut, Senin (14/10/2024), daerah yang mengalami banjir atau longsor adalah Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Nagan Raya, Subulussalam, dan Simeulue. Bencana itu terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras selama beberapa hari.
Berdasarkan data dirilis Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), banjir di Subulussalam terjadi sejak Kamis (10/10) namun hingga kini airnya belum surut. Banjir awalnya merendam tiga desa di Kecamatan Sultan Daulat akibat meluapnya Sungai Lae Souraya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir luapan juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Rundeng dan Longkip. Banjir juga merendam jalan nasional Subulussalam-Tapaktuan serta pemukiman warga.
Baca juga: Kampung Aur Medan Direndam Banjir |
"Jumlah warga terdampak banjir 2.283 kepala keluarga atau 11.583 jiwa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Nara Setia dalam keterangannya.
Sementara di Simeulue, terjadi longsor di dua desa dalam kecamatan yang mengakibatkan menutupi jalan Desa Lewak, Kecamatan Alafan. Bencana tersebut juga mengakibatkan amblasnya ruas jalan Titi Olor-Bulu Hadek, Kecamatan Teluk Dalam sekitar 1 meter sehingga memutus akses lalu lintas antar desa.
"Jalan yang longsor baru bisa dilewati kendaraan roda dua alternatif harus ditaruh papan untuk bisa dilewati," ujarnya.
Banjir dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter hingga 70 sentimeter juga melanda sejumlah desa di tiga kecamatan di Aceh Singkil, Minggu (13/10). Banjir menyebabkan terendamnya sekolah, masjid hingga Pustu.
Selain itu, banjir terparah terjadi di Aceh Tenggara sejak Rabu (9/10) yang merendam 82 desa di 13 kecamatan. Banjir juga mengakibatkan jebolnya sejumlah tanggul sungai serta beberapa titik mengalami longsor.
Bencana itu juga sempat menutup jalan yang menghubungkan daerah itu dengan Gayo Lues. Selain itu, pipa PDAM juga rusak.
"Kondisi terakhir air sudah mulai surut dan jalan lintas Gayo Lues-Kutacane sudah bisa dilalui," ujar Nara.
Sementara di Aceh Tamiang, banjir merendam 40 desa di 12 kecamatan. Banjir tersebut terjadi akibat hujan deras serta pasang surut air surut air laut memasuki fase pasang mati. Kejadian itu mengakibatkan debit airnya sungai Tamiang hingga menyebabkan terjadinya banjir yang menggenangi pemukiman masyarakat.
Ketinggian banjir di daerah itu sekitar 20 sentimeter hingga 1,5 meter. Menurutnya, banjir masih menggenangi desa di wilayah hilir sungai.
(agse/mjy)