·ÉËÙÖ±²¥

Psikolog Beberkan Ciri-ciri Kecanduan Media Sosial, Salah Satunya 'Scrolling' 5 Jam Sehari

ADVERTISEMENT

Psikolog Beberkan Ciri-ciri Kecanduan Media Sosial, Salah Satunya 'Scrolling' 5 Jam Sehari

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 06 Mar 2024 15:00 WIB
Ilustrasi media sosial
Ciri-ciri Kecanduan Media Sosial. (Foto: Getty Images/5./15 WEST)
Jakarta -

Media sosial seakan tak lepas dari keseharian. Namun, peneliti menemukan bahwa media sosial bisa berdampak pada kesehatan mental.

Menurut Pakar Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Atika Dian Ariana, kecanduan media sosial dapat diklasifikasikan sebagai bagian dari penggunaan internet yang berlebihan. Kondisi ini ditandai dengan durasi, intensitas, dan frekuensi penggunaan yang melebihi batas wajar.

"Penggunaan yang melebihi 5 jam sehari dapat dianggap sebagai problematik. Terutama jika seseorang kehilangan kontrol dan terobsesi untuk terus mengakses platform tersebut," ujarnya dalam laman Unair dikutip Rabu (6/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri lain kecanduan media sosial adalah pengabaian terhadap aktivitas di dunia nyata. Individu akan memilih untuk terlibat dalam kehidupan maya dibandingkan dengan kehidupan nyata.

Dampak Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan

Faktor-faktor seperti terlalu lama terpapar layar, posisi duduk yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik menurut Atika dapat menyebabkan masalah fisik seperti gangguan tidur dan kelelahan mata.

ADVERTISEMENT

Secara mental, Atika menjelaskan, penggunaan media sosial berlebihan dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Sebab, ada ketidakmampuan mengontrol perilaku berulang untuk mengakses medsos dan seterusnya.

Butuh Terapi

Atika menekankan terapi psikologis bisa digunakan untuk mengatasi kecanduan. Jenis terapi ini melibatkan psikoedukasi dan pembentukan pola pikir yang lebih sehat. Terapi juga mencakup identifikasi alasan di balik penggunaan media sosial sebagai coping, serta memberikan alternatif coping yang lebih sehat.

"Terapi psikologis yang biasanya digunakan untuk kecanduan, lebih banyak berbasis terapi perilaku. Ada beberapa modifikasi perilaku yang biasanya diberikan kepada individu yang kecanduan, termasuk diiringi dengan psikoedukasi. Jadi kita percaya bahwa perilaku itu sebenarnya adalah produk dari pola pikir," jelasnya.

"Pentingnya memberikan alternatif bagi individu yang cenderung menggunakan media sosial sebagai solusi atas masalah atau stres yang mereka hadapi. Strategi coping yang terus-menerus menggunakan medsos dapat memperburuk masalah kesehatan mental mereka," tambahnya.




(nir/twu)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikNews
detikOto
detikHealth
detikHot
detikFinance
detikInet
detikTravel
detikFood

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads