Media sosial seakan tak lepas dari keseharian. Namun, peneliti menemukan bahwa media sosial bisa berdampak pada kesehatan mental.
Menurut Pakar Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Atika Dian Ariana, kecanduan media sosial dapat diklasifikasikan sebagai bagian dari penggunaan internet yang berlebihan. Kondisi ini ditandai dengan durasi, intensitas, dan frekuensi penggunaan yang melebihi batas wajar.
"Penggunaan yang melebihi 5 jam sehari dapat dianggap sebagai problematik. Terutama jika seseorang kehilangan kontrol dan terobsesi untuk terus mengakses platform tersebut," ujarnya dalam laman Unair dikutip Rabu (6/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri lain kecanduan media sosial adalah pengabaian terhadap aktivitas di dunia nyata. Individu akan memilih untuk terlibat dalam kehidupan maya dibandingkan dengan kehidupan nyata.
Dampak Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
Faktor-faktor seperti terlalu lama terpapar layar, posisi duduk yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik menurut Atika dapat menyebabkan masalah fisik seperti gangguan tidur dan kelelahan mata.
Secara mental, Atika menjelaskan, penggunaan media sosial berlebihan dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Sebab, ada ketidakmampuan mengontrol perilaku berulang untuk mengakses medsos dan seterusnya.
Butuh Terapi
Atika menekankan terapi psikologis bisa digunakan untuk mengatasi kecanduan. Jenis terapi ini melibatkan psikoedukasi dan pembentukan pola pikir yang lebih sehat. Terapi juga mencakup identifikasi alasan di balik penggunaan media sosial sebagai coping, serta memberikan alternatif coping yang lebih sehat.
"Terapi psikologis yang biasanya digunakan untuk kecanduan, lebih banyak berbasis terapi perilaku. Ada beberapa modifikasi perilaku yang biasanya diberikan kepada individu yang kecanduan, termasuk diiringi dengan psikoedukasi. Jadi kita percaya bahwa perilaku itu sebenarnya adalah produk dari pola pikir," jelasnya.
"Pentingnya memberikan alternatif bagi individu yang cenderung menggunakan media sosial sebagai solusi atas masalah atau stres yang mereka hadapi. Strategi coping yang terus-menerus menggunakan medsos dapat memperburuk masalah kesehatan mental mereka," tambahnya.
(nir/twu)