·ÉËÙÖ±²¥

Tanah Hutan Bisa Keluarkan Karbon Lebih Banyak Daripada yang Diserap, Dari Mana Asalnya?

ADVERTISEMENT

Tanah Hutan Bisa Keluarkan Karbon Lebih Banyak Daripada yang Diserap, Dari Mana Asalnya?

Hani Muthmainnah - detikEdu
Senin, 06 Jan 2025 10:00 WIB
Penelitian karbon tanah di Minnesota.
Tanah hutan rupanya bisa mengeluarkan karbon lebih banyak daripada yang diserap. Begini penjelasannya menurut peneliti. Foto: Artur Stefanski
Jakarta -

Hutan dikenal berperan penting dalam menyerap karbon dioksida. Tanah hutan maupun pohon-pohon menyerap emisi karbon untuk fotosintesis dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Namun, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Peter Reich dari Universitas Michigan (UM) menunjukkan ada lebih banyak karbon yang keluar dari tanah daripada yang diserap ketika suhu Bumi memanas. Studi Guopeng Liang dan rekan-rekan ini dipublikasi di Nature Geoscience.

"Ini bukan berita baik karena ini menunjukkan, seiring peningkatan suhu Bumi, tanah akan melepaskan sebagian karbonnya ke atmosfer," kata Reich, Direktur Institut Biologi Perubahan Global di UM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bumi Makin Panas, Tanah Rilis Karbon Lebih Banyak

Peneliti bereksperimen di 72 titik di dua lokasi berbeda di Minnesota Utara. Pada sebuah percobaan, suhu plot dinaikkan 1,7 derajat Celsius. Pada percobaan lainnya, suhu dinaikkan 3,3 derajat Celsius.

Hasilnya menunjukkan respirasi tanah (proses pelepasan karbon dioksida dari tanah) naik 7% pada suhu yang lebih rendah dan 17% pada suhu yang lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

Asal Karbon dari Dalam Tanah

Karbon tersebut berasal dari metabolisme akar tanaman. Sebagian lainnya juga dari mikroba tanah yang makan makanan mengandung karbon di sekitarnya. Contohnya seperti gula dan pati yang larut dari akar, bagian tanaman yang mati dan membusuk, bahan organik tanah, serta mikroorganisme hidup dan mati lainnya.

Reich mengatakan, mikroba sangat mirip dengan manusia. Sebab, sebagian dari yang manusia makan dilepaskan kembali ke atmosfer.

"Mereka menggunakan proses metabolisme yang sama persis dengan yang kita lakukan untuk menghirup kembali CO2 ke udara," ucapnya.

Ada Peluang Solusi

Reich mengatakan, kendati tanah mengeluarkan karbon lebih banyak seiring pemanasan Bumi, untungnya tidak sebanyak yang diperkirakan. Di samping itu, pengaturan kelembapan tanah bisa berpengaruh.

"Pesan yang dapat diambil dari sini adalah bahwa hutan akan kehilangan lebih banyak karbon daripada yang kita harapkan. Namun, mungkin jumlahnya tidak sebesar yang seharusnya jika pengeringan tanah tidak terjadi," ucapnya.




(twu/twu)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikHot
detikOto
Sepakbola
detikNews
detikFinance
detikFood
Wolipop

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads