·ÉËÙÖ±²¥

Gotong Royong Memajukan SMK

ADVERTISEMENT

Gotong Royong Memajukan SMK

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 04 Mei 2025 16:00 WIB
Ragam karya dan inovasi yang turut dihadirkan adalah sebuah apresiasi atas dampak nyata dari hasil program Peningkatan Kompetensi sebelumnya. Dalam panen karya tahun ini memamerkan puluhan karya inovatif.
Foto: Humas Kemendikdasmen/Mendikdasmen dalam acara Panen Hasil Inovasi Guru SMK dan Instruktur LKP pada 22 April 2025.
Jakarta -

Belum lama kita beranjak dari peringatan Hari Pendidikan Nasional, maka bolehlah kita mengingat tri sentra pendidikan Ki Hajar Dewantara. Tri sentra pendidikan atau tri pusat pendidikan terdiri dari sentra keluarga, sentra sekolah, dan sentra masyarakat.

Keluarga sebagai sentra pendidikan merupakan pusat pendidikan pertama dan utama bagi setiap individu. Seorang anak memperoleh pengajaran dasar mengenai etika, moral, dan keterampilan hidup dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Kemudian sekolah sebagai sentra pendidikan, sebagaimana dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara: Peran dan Sumbangsihnya bagi Indonesia karya Adora Kinara, melengkapi dan mengembangkan pendidikan keluarga. Anak mendapatkan pengajaran formal tentang ilmu pengetahuan, seni, dan budaya dari guru serta sebayanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikutnya, masyarakat sebagai sentra pendidikan memberikan kesempatan untuk individu berinteraksi dan berkontribusi dalam lingkungan sosial. Anak akan memperoleh pengalaman praktis tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Maka dapat dikatakan pendidikan untuk murid Indonesia memerlukan dukungan berbagai pihak.

ADVERTISEMENT

Barang kali itulah yang tengah dilakukan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) terhadap siswa-siswa SMK dari puluhan sekolah yang bekerja sama di berbagai provinsi.

Siang itu, Jumat (3/5/2025) siswa kelas 11 SMK Telkom 1 Lampung tampak berjejal, belajar di Rumah Belajar TBIG di Karawaci, Tangerang. Murid-murid jurusan Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi serta Teknik Komputer dan Jaringan ini memperhatikan langsung alat-alat yang akan mereka temukan di lapangan ketika mereka terjun ke dunia kerja nanti.

"Nah, kapasitas dari FTTH (fiber to the home) ini, teman-teman bisa lihat sendiri, silakan, bisa dipegang nggak apa-apa," ucap pengajar dari TBIG dalam acara pelatihan pengenalan bidang keahlian teknis di industri telekomunikasi ini.

Kurikulum yang Berfokus pada Kunjungan Industri

Para siswa berseragam merah putih itu tampak saksama memperhatikan alat pembelajaran dan mendengarkan pengajaran sekaligus.

Program ini sendiri merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) TBIG. Pada tahun ini, program Kurikulum Unggulan di dalamnya berfokus pada kunjungan industri dan school visit.

"Program ini tidak hanya masalah CSR ya, tapi kami dari Tower Bersama Group merasa terpanggil untuk memikirkan gap antara siswa SMK dengan dunia kerja," jelas Chief of Business Support Office TBIG, Li Sie An dalam kesempatan lain di tempat dan hari yang sama.

"Harapannya dengan program SMK Kurikulum Unggulan ini dari Tower Bersama Group bisa membantu kekosongan ini. Sebenarnya ini bukan kami memaksakan sebuah kurikulum ke SMK. Namun, kami menawarkan sebuah program di mana kalau dari sekolah itu sendiri program kami baik, silakan bisa ditawarkan ke siswa mereka. Dan program ini sifatnya free, kami tidak memungut biaya," bebernya.

Arah Baru SMK

Belum lama ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti sendiri telah menegaskan arah kebijakan baru untuk pengembangan pendidikan SMK. Ke depannya SMK dipersiapkan mencetak lulusan yang mampu bekerja, melanjutkan pendidikan, atau berwirausaha secara kompeten dan berdaya saing tinggi.

"Pendidikan di SMK ini adalah bagian dari upaya kami untuk memberikan kesempatan kepada putra-putri bangsa mengembangkan potensi dan keterampilannya. Kita didik mereka menjadi generasi yang serba tahu, serba bisa, dan berakhlak mulia," jelas Mu'ti dalam peresmian Factory "Jahemu" di SMK

Muhammadiyah 3 Metro, Lampung, Sabtu (26/4/2025), dikutip dari keterangan resmi Kemendikdasmen.

Ia mengatakan lulusan SMK masa depan diharap tak cuma memiliki ijazah, melainkan juga memiliki sertifikat keahlian yang mendukung daya saing dan kesiapan di dunia kerja.

Mendikdasmen juga mendorong agar para siswa SMK menjadi pribadi yang kreatif dan memiliki keberanian berwirausaha.

"Kami ingin lulusan SMK tidak hanya menjadi pencari pekerjaan, tetapi juga pencipta lapangan kerja," ujarnya.




(nah/faz)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikOto
detikNews
Sepakbola
Wolipop
detikHot
detikFood
detikHealth
detikTravel

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads