- Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Artinya
- Makna Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara 1. Ing Ngarsa Sung Tuladha 2. Ing Madya Mangun Karsa 3. Tut Wuri Handayani
- Konsep Tripusat Pendidikan Ki Hajar Dewantara 1. Lingkungan Keluarga 2. Lingkungan Perguruan/Sekolah 3. Lingkungan Kemasyarakatan
Tak hanya perguruan Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara juga mewariskan semboyan pendidikan yang terkenal. Semboyan tersebut tetap menjadi panduan bagi para guru Indonesia sepeninggal Ki Hajar Dewantara karena artinya yang mendalam.
Berbicara tentang semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara tentu tidak akan lepas dari pendirian Taman Siswa. Disadur dari buku Ki Hajar Dewantara Pemikiran dan Perjuangannya oleh Suhartono Wiryopranoto, Taman Siswa didirikan pada 3 Juli 1922.
Kala itu, Soewardi Soeryaningrat (nama asli Ki Hajar Dewantara) yang baru kembali dari pengasingan di Belanda mengikuti sarasehan Selasa Kliwon. Diskusi Selasa Kliwon kemudian memutuskan bahwa Ki Hajar Dewantara dan beberapa orang lain dipasrahi untuk menangani pendidikan anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari peristiwa tersebut, Ki Hajar Dewantara yang punya pengalaman sebagai guru, mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa. Di bawah kepemimpinan Ki Hajar Dewantara, para guru Taman Siswa menerapkan semboyan pendidikan yang di kemudian hari menjadi begitu termasyhur itu.
Apakah detikers belum tau semboyan pendidikan dari Ki Hajar Dewantara? Guna membantu menambah wawasanmu, di bawah ini detikJogja siapkan pembahasan ringkasnya.
Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Artinya
Total, terdapat 3 semboyan pendidikan yang dikemukakan pria kelahiran 2 Mei 1889 tersebut. Dirujuk dari Jurnal Educare bertajuk 'Konsep Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara dan Tantangannya di Era Milennial' oleh Fazli Abdillah, ketiganya adalah:
- Ing Ngarsa Sung Tuladha
- Ing Madya Mangun Karsa
- Tut Wuri Handayani
Tiga semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara menggunakan bahasa Jawa. Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya menjadi 'Di depan memberi teladan', 'Di tengah membangun kehendak/niat', dan 'Di belakang memberi dorongan/semangat'.
Tak berhenti sampai di sana, semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara perlu dimaknai secara lebih mendalam lagi. Dengan begitu, para guru bisa menerapkannya dalam kehidupan belajar-mengajar sehari-hari.
Makna Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Diringkas dari Jurnal El-Banat berjudul 'Rekonstruksi Makna Semboyan Ki Hajar Dewantara dalam Praktik Pendidikan Islam' oleh Alaika M Bagus Kurnia PS dkk, berikut ini makna dari 3 semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara:
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha
Sesuai arti literalnya, semboyan ini mengajarkan para guru untuk menjadi teladan bagi murid-muridnya. Sebab, guru yang baik akan menghasilkan murid yang baik pula. Hal ini dikarenakan tabiat siswa yang cenderung mengikuti perilaku guru.
Seorang guru juga berarti menyandang 2 status. Ia adalah seorang profesional sekaligus pendidik. Artinya, guru tidak hanya dituntut menguasai kompetensi pengajaran, tetapi juga diminta menjadi aktor sosial guna membentuk kepribadian murid-muridnya.
Baik tingkah laku maupun perkataan guru selama berinteraksi dengan siswanya harus bisa dipertanggungjawabkan. Alasannya, kedua hal tersebut punya peran penting terhadap perkembangan karakter siswa ke depan.
2. Ing Madya Mangun Karsa
Sudah bukan zamannya lagi bagi guru untuk membuat jarak dengan siswa-siswanya, terlebih saat ini era digital terus menyeruak. Para guru diharap bisa bersinggungan langsung dengan anak-anak didiknya. Dengan kata lain, guru mesti bisa menjelma menjadi sosok teman baik ataupun sahabat bagi murid-muridnya.
Berbekal kemajuan teknologi yang begitu pesat, penerapan semboyan Ing Madya Mangun Karsa dapat menjadi lebih mudah bagi guru. Jika dahulu guru harus repot-repot pergi jauh mengunjungi rumah siswa untuk bercengkerama, sekarang bisa dilakukan dengan bermodalkan internet saja.
Dalam proses pendekatan diri tersebut, guru juga tidak diperkenankan untuk menganggap anak didiknya lebih rendah. Alih-alih, seorang guru perlu bersikap layaknya teman baik yang siap menyambut segala macam ekspresi dari muridnya. Dengan demikian, murid merasa didukung untuk berkembang lebih jauh lagi.
3. Tut Wuri Handayani
Semboyan ketiga dari Ki Hajar Dewantara adalah petuah bagi guru untuk menjadi sosok pendorong kemajuan murid-muridnya. Agar tujuan dari semboyan tersebut bisa terlaksana, seorang guru tidak boleh hanya berpangku tangan, melainkan mesti berpartisipasi aktif.
Dorongan yang dimaksud dapat berwujud sokongan mental ataupun materiil. Dari segi mental, seorang guru mesti bisa membangkitkan api semangat di hati murid-muridnya untuk belajar menggapai cita-cita. Pun juga hal ini mesti diterapkan kepada semua siswa alias tidak terbatas.
Seorang guru harus berusaha maksimal untuk mendorong potensi terbaik anak didiknya. Semisal, ada anak yang pintar matematika, maka guru bisa memberi dukungan dengan mengikutsertakannya pada lomba. Sebaliknya, anak yang belum memahami matematika dengan baik perlu didukung semangatnya untuk belajar agar tidak menyerah.
Konsep Tripusat Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Tak hanya semboyan pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan ide bernama Tripusat Pendidikan. Dikutip dari Jurnal Kependidikan berjudul 'Peran Tripusat Pendidikan dalam Membentuk Kepribadian Anak' oleh Siti Khusnul Bariyah, begini pembahasan ringkasnya:
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkup terkecil tempat pendidikan seorang anak bermula. Dalam lingkup ini pulalah, seseorang diajarkan berbagai macam hal, seperti keagamaan, kesenian, hingga ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pembentukan dasar kepribadian anak begitu penting.
2. Lingkungan Perguruan/Sekolah
Setelah keluarga, pendidikan kedua bagi anak adalah sekolah. Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan sekolah dan keluarga mesti berkesinambungan agar tujuan pendidikan tercapai. Jika terpisah, pendidikan yang diterima anak di lingkungan keluarga menjadi sia-sia.
3. Lingkungan Kemasyarakatan
Lingkup pendidikan terakhir seorang anak adalah masyarakat. Sebab, di tempat inilah, anak-anak belajar pengalaman sosial yang nyata. Sama seperti dua hal sebelumnya, pendidikan di lingkungan kemasyarakatan juga mesti integral dengan lingkungan sekolah dan olahraga. Dengan kombinasi ini, anak dibentuk menjadi sosok manusia yang 'utuh'.
Demikian pembahasan ringkas mengenai semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara dan artinya. Semoga bermanfaat!
(sto/ams)
Komentar Terbanyak
Respons Roy Suryo Dilaporkan Jokowi hingga Relawan
Dipolisikan Jokowi, Roy Suryo: Kami Akan Bongkar Habis Skripsi-Ijazah Palsu
Momen Gatot Nurmantyo Murka ke Hercules: Kau Itu Preman Pakai Pakaian Ormas