Ramadan adalah bulan mulia yang penuh keutamaan. Sebuah hadits populer menyebut pahala kebaikan akan dilipatgandakan pada bulan ini. Orang yang enggan meraihnya bisa rugi.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan satu kebaikan (sunnah) maka ia seperti mengerjakan ibadah wajib di bulan yang lain, dan barang siapa yang mengerjakan ibadah (wajib) maka ia seolah mengerjakan tujuh puluh kewajiban di bulan lain."
Ulama kontemporer Mesir, Yusuf al-Qaradhawi, dalam buku edisi Indonesia berjudul Dalam Pangkuan Sunnah mengatakan, hadits tersebut menjelaskan bahwa satu amal wajib yang dilakukan pada bulan Ramadan akan dilipatgandakan 70 kali atau 1:70.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang yang Merugi di Bulan Ramadan
Salah satu ibadah wajib yang diperintahkan pada bulan Ramadan adalah puasa. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 183,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Muslim yang menjalankan puasa Ramadan akan mendapat keutamaan dari Allah SWT. Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman, "Seluruh amal anak Adam baginya selain puasa, sesungguhnya puasa itu bagi-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Sungguh bau busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi." (HR Bukhari)
Namun, ada juga orang yang merugi di bulan Ramadan, saat mestinya meraih keutamaan dengan berbagai amal ibadah di dalamnya. Dijelaskan dalam buku Tafsir Kehidupan karya Juraidi, setidaknya ada lima golongan orang yang merugi di bulan Ramadan menurut hadits. Berikut di antaranya.
1. Menganggap Bulan Ramadan Biasa Saja
Orang yang menganggap Ramadan adalah bulan yang biasa saja adalah kelompok yang merugi. Sebab, Rasulullah SAW bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ جَعَلَ اللَّهُ صِيامَهُ فَرِيضَةً وَ قِيامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيْمَا سِوَاهُ
Artinya: "Wahai manusia sekalian, telah tiba bulan yang agung lagi mulia. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dibanding seribu bulan. Allah telah menjadikan puasanya wajib dan shalat malamnya sebagai amal sunnah. Barang siapa melakukan satu ibadah sunnah pada bulan ini, maka pahalanya setara dengan satu ibadah wajib di bulan lainnya. Dan barang siapa menunaikan satu ibadah wajib pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan 70 ibadah wajib di bulan lainnya." (HR Ibnu Khuzaimah)
Pada bulan Ramadan, Allah SWT menganugerahkan satu malam yang penuh kemuliaan. Malam ini dikenal dengan Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qadr ayat 1-5,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."
2. Jadi Alim Hanya pada Bulan Ramadan
Orang yang menjadi alim hanya pada bulan Ramadan dan kembali bermaksiat setelahnya termasuk golongan yang merugi. Salah seorang ulama salaf mengatakan, "Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadan saja." (Riwayat Imam Ahmad)
Sebaliknya, orang yang konsisten dalam ketaatan akan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT kelak di akhirat. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Fussilat ayat 30,
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ ٣٠
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah," kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), "Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu."
3. Puasa Sebatas Menahan Lapar dan Dahaga
Puasa dilakukan dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Tak hanya lapar dan dahaga, seluruh anggota tubuh juga perlu berpuasa.
Di antara golongan orang yang merugi pada bulan Ramadan adalah mereka yang puasanya sebatas menahan lapar dan dahaga. Rasulullah SAW pernah bersabda,
رُبِّ صَائِم لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
Artinya: "Banyak orang yang berpuasa tapi tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain lapar dan dahaga." (HR An-Nasa'i dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib)
4. Tidak Memanfaatkan Kesempatan Emas Bulan Ramadan
Orang yang tidak memanfaatkan kesempatan emas bertemu bulan Ramadan adalah orang yang rugi. Rasulullah SAW bersabda,
رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ - أَوْ بَعُدَ - دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
Artinya: "Celakalah seseorang yang bertemu dengan bulan Ramadan kemudian Ramadan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni."
5. Bermaksiat di Bulan Ramadan
Golongan orang yang merugi di bulan Ramadan adalah mereka yang tetap bermaksiat di bulan Ramadan. Dikatakan, jika pahala dilipatgandakan, tentu dosa-dosa pada bulan suci dilipatgandakan.
Naudzubillah min dzalik.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Sertifikat Halal Akan Ada Masa Berlaku, BPJPH Lakukan Perbaikan Regulasi
Ada Jeda di Ijab Kabul Maxime Bouttier dan Luna Maya, Sah atau Tidak?
30 Jemaah Calon Haji Ilegal Lolos Masuk Arab Saudi