Maulid nabi menjadi salah satu hari besar dalam ajaran Islam yang diperingati setiap tahunnya. Lantas, apa itu maulid nabi?
Maulid nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Acara ini menjadi simbol kecintaan seorang muslim kepada Rasulullah SAW.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, dijelaskan bahwa mencintai Nabi Muhammad SAW sama dengan mencintai Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 31:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣١
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad SAW), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Apa Itu Maulid Nabi Muhammad SAW?
Menurut buku Bersama Nabi Muhammad SAW karya KH Husein Muhammad, umat Islam menyebutnya sebagai Maulid, Maulud, Milad, Mevlut, yang semuanya bermakna hari kelahiran. Maulid nabi merujuk pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap 12 Rabiul Awal.
Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAW yang merupakan putra dari pasangan suami-istri, Abdullah dan Aminah, lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal yang bertepatan dengan tahun Gajah pada 570 atau 571 M.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan anugerah Allah SWT untuk alam semesta. Seorang ulama bernama Ibnu Al-Jauzi aliran Ahmad bin Hambal pernah melukiskan peristiwa kelahiran Rasulullah SAW, beliau berkata:
"Ketika Muhammad lahir, malaikat di langit menyiarkan beritanya dengan suara riuh rendah. Jibril datang dengan suara gembira. Arasy bergetar. Para bidadari surga keluar menebarkan aroma wewangian. Ketika Muhammad lahir, Aminah, ibunya, melihat cahaya menyinari istana Bosra. Malaikat mengelilinginya dan membentangkan sayap- sayapnya sambil menyenandungkan puja puji kepada Tuhan."
Sebaik-baiknya idola dan panutan seperti dijelaskan dalam surah Al Ahzab ayat 21. Allah SWT berfirman, /hikmah/quran-online/al-ahzab/tafsir-ayat-21-3554
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."
Kemenag dalam Tafsir Tahlili menjelaskan, sudah sepatutnya muslim merujuk pada Nabi Muhammad SAW sebagai wujud sebaik-baik manusia yang bahagia dunia dan akhirat. Untuk itu, tidak mengapa bagi muslim memberikan penghormatan kepada Rasulullah SAW dengan melaksanakan perayaan maulid nabi.
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Ada banyak pendapat yang menjelaskan tentang sejarah awal mula maulid Nabi Muhammad SAW diperingati. KH Husein Muhammad dalam buku Bersama Nabi Muhammad SAW, menukil pendapat Imam as-Suyuthi menjelaskan awal mula perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW berasal dari Raja al-Muzhaffar Abu Sa'id Kaukabri.
Ia adalah penguasa Irbil, sebuah kota yang terletak di daerah Irak bagian utara, yang disebut sebagai orang pertama yang merayakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, perayaan dihadiri oleh para pejabat kerajaan, para ulama, para sufi yang beranggapan bahwa perayaan dan peringatan tersebut adalah sah.
Tujuan peringatannya, saat itu mereka hendak mencari cara bagaimana membangkitkan heroisme para muslim dalam menghadapi Jengis Khan.
Pendapat lainnya, Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang pertama yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sultan Salahuddin melakukan perayaan dengan cara menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat dan pujian-pujian kepada Rasulullah SAW.
Hikmah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Menurut buku Tujuan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW karya Al-Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi terjemahan Bachruddin Achmad, perayaan maulid Nabi Muhammad SAW bisa diisi dengan kegiatan amal saleh. Utamanya untuk mengenang jasa-jasa sang nabi dalam menyebarkan ajaran Islam.
الْجَوَابُ : عِنْدِي أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ الْمَوْلِدِ الَّذِي هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ وَرِوَايَةُ الْأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِي مَبْدَأَ أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِي مَوْلِدِهِ مِنَ الْآيَاتِ، ثُمَّ يُمَدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُونَهُ وَيَنْصَرِفُونَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ - هُوَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِي يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيهِ مِنْ تَعْظِيمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّرِيفِ،
Artinya: "Subtansi dari Maulid Nabi SAW yang berupa berkumpulnya orang banyak, mereka membaca Al-Qur'an, membaca kisah-perjalanan Nabi SAW baik saat diutusnya menjadi rasul sampai hal-hal yang terjadi saat kelahirannya yang terdiri dari tanda-tanda kenabian, dilanjut dengan suguhan hidangan untuk makan bersama dan selesai tanpa ada tambahan lagi, maka hal ini tergolong bid'ah hasanah (yang baik), yang pelakunya mendapatkan pahala karena ia mengagungkan Nabi SAW, menampakkan rasa gembira dan kebahagiaannya atas kelahiran Nabi SAW yang mulia."
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Vasektomi Ingin Dijadikan Syarat Bansos, MUI: Haram
Israel Bak 'Neraka' Imbas Dilanda Kebakaran Hutan
Pandangan Ulama soal Vasektomi untuk Syarat Bansos