Nabi Muhammad SAW wafat pada Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah atau 632 Masehi. Kepulangan Nabi Muhammad SAW ke pangkuan pencipta-Nya menjadi tanda tutupnya masa kenabian.
Mengutip buku Mengenal Sejarah Nabi Muhammad SAW karya Muhammad Ridwan Ibnu Suwarna, semasa hidupnya Nabi Muhammad SAW jauh dari kebiasaan-kebiasaan manusia pada zaman itu yang senang berfoya-foya, minum arak, berjudi, menyembah berhala dan melakukan perbuatan maksiat lainnya.
Beliau dikenal sebagai orang yang jujur, menepati janji, ramah, dan sopan sehingga diberi gelar Al-Amin. Artinya, orang yang jujur dan dapat dipercaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan jika Rasulullah SAW tumbuh sebagai anak yang penuh kejujuran dan selalu menjalankan amanah yang diberikan kepadanya. Karakter ini terbentuk selama ia tinggal bersama pamannya yang hidup serba terbatas setelah menjadi yatim piatu pada usia 6 tahun.
Sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW mengalami sakit setelah pulang dari haji wada. Simak kisah lengkapnya pada artikel di bawah ini.
Baca juga: 11 Istri Nabi Muhammad dan Sifatnya |
Perjalanan Haji Wada Nabi Muhammad SAW
Menukil buku Nabi Muhammad SAW - Kisah Manusia Paling Mulia di Bumi oleh Neti S., dkk., Nabi Muhammad SAW menyampaikan keinginannya untuk menunaikan ibadah haji. Keinginan tersebut membuat banyak orang datang ke Madinah dan berharap dapat menunaikan haji bersama beliau.
Akhirnya pada bulan Dzulhijjah tahun 10 H, Rasulullah SAW memakai kain ihram dan mengucapkan niat haji dan umrah. Beliau menunggangi unta beliau yang dinamai Al-Qashwa' sambil bertalbiyah.
Setelah menunaikan rangkaian tawaf dan sa'i, beliau melanjutkan perjalanan menuju Arafah. Kemudian, dengan mengendarai Al-Qashwa', beliau mendatangi lembah.
Di lembah tersebut telah berkumpul kurang lebih 144.000 orang dan beliau menyampaikan agung terakhirnya. Tak lama kemudian turunlah firman Allah surat Al Maidah ayat 3:
"... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu..."
Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Masih mengutip buku yang sama seperti sebelumnya, pada 28 Safar--ada pula yang menyebutnya 29 Safar-- tahun 11 H, Nabi Muhammad SAW mulai merasakan sakit setelah menghadiri pemakaman jenazah seorang sahabat di Baqi. Beliau sakit selama kurang lebih 14 hari dan sholat bersama para sahabat dalam keadaan sakit selama 11 hari.
Penyakit Rasulullah SAW semakin berat hingga mengalami demam dengan suhu tubuh yang tinggi. Beliau pun meminta izin pada para istrinya yang lain untuk menetap di rumah Aisyah RA pada hari-hari terakhirnya.
Pada beberapa hari terakhir, Abu Bakar Ash-Shiddiq telah menjadi imam sholat menggantikan Nabi Muhammad SAW.
Kemudian sehari sebelum wafat, Rasulullah SAW keluar untuk menunaikan sholat Dzuhur dan minta didudukan di samping Abu Bakar RA. Nabi Muhammad SAW juga memerdekakan budak-budaknya, bersedekah dengan tujuh dinar yang beliau miliki dan memberikan senjata-senjatanya ke kaum muslim.
Menjelang wafat, Nabi Muhammad SAW menyampaikan wasiatnya. Beliau berkata bahwa laknat Allah SWT terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan-kuburan nabi mereka sebagai masjid.
Beliau juga berkata, "Jagalah sholat! Jagalah sholat! Jangan sekali-kali terlantarkan budak kalian." Wasiat tersebut beliau ulang beberapa kali.
Pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 11 H, tepatnya waktu Dhuha, Nabi Muhammad wafat di pangkuan Aisyah dalam usia 63 tahun lebih empat hari. Para sahabat kemudian mengurus jenazah beliau dan memakamkannya setelah sebelumnya menyepakati pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah.
(hnh/rah)
Komentar Terbanyak
Sertifikat Halal Akan Ada Masa Berlaku, BPJPH Lakukan Perbaikan Regulasi
Ada Jeda di Ijab Kabul Maxime Bouttier dan Luna Maya, Sah atau Tidak?
30 Jemaah Calon Haji Ilegal Lolos Masuk Arab Saudi