ֱ

Ketentuan Takbiran Idul Fitri 2025 Menurut SE Terbaru Kemenag

#RamadanJadiMudah by BSI

Ketentuan Takbiran Idul Fitri 2025 Menurut SE Terbaru Kemenag

Kristina - detikHikmah
Kamis, 27 Mar 2025 11:15 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan pada acara Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu (1/5/2022). Festival tersebut untuk memeriahkan malam takbiran. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nz
Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu (1/5/2022). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Jakarta -

Kementerian Agama (Kemenag) menerbitkan edaran panduan ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1446 H/2025 M yang salah satunya memuat ketentuan takbiran. Pelaksanaan takbiran Idul Fitri bisa dilakukan di masjid, musala, dan tempat lain dengan tetap menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan.

"Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar pada pada bulan Ramadan hingga takbiran Idul Fitri di masjid, musala, dan tempat lain d engan tetap menjaga suasana ketertiban, keamanan, dan kenyamanan," bunyi ketentuan dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor 2 tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Menurut edaran yang diteken pada 14 Maret 2025 itu, Menag Nasaruddin Umar mengimbau umat Islam beribadah saat Ramadan dan Idul Fitri dengan menyenangkan dan menenangkan sesuai ketentuan syariat serta menjunjung tinggi toleransi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Takbiran Idul Fitri dilaksanakan mulai malam Hari Raya Idul Fitri, tepat setelah Ramadan berakhir. Pemerintah akan menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1446 H dalam sidang isbat yang dijadwalkan pada Sabtu, 29 Maret 2025.

Bacaan Takbiran Idul Fitri

Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar yang diterjemahkan Arif Hidayat mengatakan disunnahkan takbiran Idul Fitri pada malam hari raya sampai imam berdiri memimpin salat Id pada pagi harinya. Kemudian, disunnahkan melanjutkan takbir setelah salat atau dalam semua keadaan.

ADVERTISEMENT

Para sahabat meriwayatkan sejumlah bacaan takbir Hari Raya Idul Fitri. Mereka juga berpendapat boleh hukumnya takbiran dengan lafaz yang biasa diucapkan orang-orang sebagai berikut,

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahilhamd

Artinya: "Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah."

Imam al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin memaparkan bacaan takbir Idul Fitri dengan lafaz berikut ini,

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً لا إِلَهَ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَلَهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Artinya: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiiran. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Dia, tiada sekutu bagi-Nya walaupun dibenci orang-orang kafir."




(kri/lus)

Berita ֱLainnya
detikFinance
Sepakbola
detikHealth
Wolipop
detikNews
detikFood
detikInet
detikTravel
Hide Ads