ֱ

Hukum Jual Beli dalam Islam, Boleh asal Memenuhi Syariat

Hukum Jual Beli dalam Islam, Boleh asal Memenuhi Syariat

Devi Setya - detikHikmah
Selasa, 06 Mei 2025 09:30 WIB
Peluang usaha busana muslim
ilustrasi jual beli dalam Islam Foto: Dok. Pribadi/Nina Nugroho
Jakarta -

Jual beli merupakan aktivitas ekonomi yang sudah dilakukan manusia sejak zaman dahulu. Islam sebagai agama yang sempurna mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal muamalah (hubungan sosial dan ekonomi).

Dalam Islam, jual beli diperbolehkan selama memenuhi syarat dan ketentuan syariat. Allah SWT memberikan kelonggaran dalam urusan jual beli, tetapi juga menetapkan batasan agar tidak terjadi kezaliman dan kecurangan.

Mengutip buku Pengantar Bisnis dan Lembaga Ekonomi Islam: Teori dan Aplikatif di Era Digital karya La Ode Alimusa, pada hakikatnya jual beli adalah mubah, baik jual beli tunai maupun jual beli kredit, baik dilakukan sesama muslim maupun dengan nonmuslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara bahasa, jual beli dalam bahasa Arab disebut al-bai yang berarti pertukaran sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dalam istilah fikih, jual beli adalah akad pertukaran harta dengan harta yang lain untuk kepentingan milik dan pemanfaatan secara permanen.

Jual beli adalah muamalah yang diperbolehkan dalam Islam, selama tidak mengandung unsur yang diharamkan seperti riba, gharar (ketidakjelasan), penipuan, atau barang haram. Dalam Al-Qur'an, jual beli disebutkan dalam penggalan surat Al-Baqarah ayat 275 yang artinya, "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

ADVERTISEMENT

Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa jual beli adalah halal, berbeda dengan riba yang tegas diharamkan.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

"Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (jujur dan tidak curang)." (HR Ahmad dan Al-Hakim)

Rukun dan Syarat Jual Beli

Mengutip buku Etika Bisnis Dalam Islam (Teori dan Aplikasi) karya Nandang Ihwanudin, agar transaksi jual beli sah menurut Islam, harus memenuhi rukun dan syarat berikut:

Rukun Jual Beli:

1. Penjual dan pembeli (pihak-pihak yang berakad)
2. Ijab dan qabul (pernyataan transaksi)
3. Barang dan harga yang diperjualbelikan
4. Ada nilai tukar pengganti barang

Syarat Jual Beli:

1. Kedua belah pihak berakal dan baligh
2. Atas kehendak sendiri (tanpa paksaan)
3. Barang dan harga diketahui secara jelas
4. Barang halal dan memiliki manfaat
5. Barang dimiliki atau dikuasai oleh penjual

Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka akad jual beli bisa menjadi batal atau tidak sah.

Jual Beli yang Dilarang

Dalam buku Fiqh Muamalah: Hukum Ekonomi dan Bisnis Syariah di Indonesia karya M. Sulaeman Jajuli, terdapat beberapa jual beli yang dilarang untuk dilakukan karena beberapa sebab, berdasarkan waktunya, bendanya dan cara dalam jual belinya:

1. Jual Beli ketika Panggilan Adzan

Jual beli tidak sah dilakukan bila telah masuk kewajiban untuk melakukan salat Jumat. Dalam Al-Qur'an surat Al-Jumu'ah ayat 9, Allah SWT berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

2. Jual Beli untuk Kejahatan

Allah SWT melarang hamba-Nya menjual sesuatu yang dapat membantu terwujudnya kemaksiatan dan digunakan kepada yang diharamkan Allah SWT. Sebagai contoh, dilarang menjual bahan baku yang nantinya dijadikan untuk membuat khamr dan sejenisnya.

3. Jual Beli Gharar

Gharar adalah sesuatu yang tidak diketahui bahayanya di kemudian hari, dari barang yang tidak diketahui hakikatnya. Jual beli gharar adalah jual beli yang mengandung unsur penipuan dan pengkhianatan, baik dari ketidakjelasan dalam objek jual beli maupun ketidakpastian dalam pelaksanaannya.

4. Jual Beli yang Menipu

Islam melarang segala bentuk penipuan, termasuk dalam urusan jual beli. Islam mengajarkan umatnya untuk jujur dan amanah ketika berdagang. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang melakukan penipuan maka dia bukanlah dari golongan kami." (HR Muslim)

Islam menghalalkan jual beli karena ini merupakan bagian dari kebutuhan hidup manusia. Namun, agar transaksi itu sah dan diberkahi, harus memenuhi syarat dan menjauhi segala bentuk kecurangan.




(dvs/kri)

Berita ֱLainnya
Wolipop
detikFood
detikInet
detikOto
Sepakbola
detikHealth
detikFinance
detikNews
Hide Ads