·ÉËÙÖ±²¥

246 Anak di Sukabumi Tertular TBC

246 Anak di Sukabumi Tertular TBC

Siti Fatimah - detikJabar
Rabu, 16 Nov 2022 01:30 WIB
Lungs made of white and black pills on pink background. World Tuberculosis Day concept
Ilustrasi TBC (Foto: Getty Images/iStockphoto/Liliia Lysenko).
Sukabumi -

Pemerintah Kota Sukabumi mencatat ada 1.601 warga yang terpapar tuberkulosis (TBC). Dari total 1.601 orang, 246 di antaranya kasus TBC pada anak.

Besarnya temuan tersebut, Kota Sukabumi masuk sebagai daerah dengan temuan kasus melebihi target mencapai 130 persen. Penanganan TBC pun menjadi fokus pemerintah pasca tren pandemi COVID-19 menurun.

"Pasca pandemi, tuberkulosis jadi salah satu yang diprioritaskan karena sekarang mencoba membagi fokus pada penanggulangan tuberkulosis dan stunting," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Selasa (15/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, pencarian kasus TBC memang gencar dilakukan untuk penanganan penyakit yang lebih cepat. Menurutnya, semakin banyak temuan kasus maka pengobatan akan semakin maksimal.

"Sejatinya menemukan kasus yang terpapar TB untuk cepat diobati sejalan dengan istilah Temukan, Obati Sampai Sembuh (TOSS). Penanganan dan pengobatan Tuberkulosis melibatkan seluruh pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam bentuk jejaring kolaborasi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Penyakit yang menyerang paru-paru ini, kata dia, membutuhkan upaya komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. "Semua berkolaborasi secara komprehensif akan memberikan hasil terbaik dalam perjalanan mengantisipasi kasus TB," katanya.

Ke depan, diperlukan percepatan penanganan kasus TBC. Dia mengatakan, saat ini menjadi momentum untuk melakukan kaborasi dan berkoordinasi pencegahan dan penanganan TBC di Kota Sukabumi.

"Intinya mempercepat penuntasan di Kota Sukabumi. TB dan stunting jadi perhatian dalam mewujudkan cita-cita ciri remaja unggul di Jabar khususnya Sukabumi," sambungnya.

Gejala yang bisa dikenali bagi warga yang terserang TBC di antaranya, batuk secara terus menerus antara dua hingga tiga minggu dan kadang mengalami batuk berdarah. Selain itu nyeri dada dan mengalami sesak nafas.

Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Wahyu Handriana menambahkan, kematian pasien TBC biasanya diakibatkan oleh terlambatnya penanganan dan tidak rutin mengkonsumsi obat. Oleh sebab itu, pemerintah telah menyediakan obat gratis bagi penderita TBC.

"Proses pengobatan TBC ini membutuhkan waktu lama yakni sekitar enam bulan dan selama proses itu pasien harus rutin meminum obat, tidak boleh berhenti. Kalau telat satu hari saja dapat berisiko resisten obat dan itu akan lebih lama pengobatannya," ujar Wahyu.

(mso/mso)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Sepakbola
detikNews
Wolipop
detikHot
detikInet
Sepakbola
detikFood
detikTravel

Hide Ads