Tahun 2018 lalu, civitas akademika Telkom University (Tel-U) diselimuti duka karena salah satu mahasiswa terbaiknya tutup usia dengan cara mengenaskan. Mahasiswa itu bernama Alexander Sihombing, Ale sapaanya ditemukan tewas di jalan gang yang ada di Jalan Radio yang posisinya ada di pintu belakang kampus.
Mahasiswa Jurusan Elekto semester akhir itu, menjadi korban pembunuhan, jasad Ale ditemukan warga yang melintas di jalan tersebut, pada Minggu, 11 Maret 2018 sekitar Pukul 00.40 WIB.
Sebelum ditemukan tewas, Ale sempat bertemu dengan pemilik warung dan teman indekosnya. "Jam 10 malam pesan makan, bilang jangan gembok dulu saya mau keluar," kata Uki Basuki (43) pemilik warung makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai membeli makan, Uki tidak melihat saat Ale pergi. Namun, menurut Uki, Ale sering keluar malam untuk mengerjalan tugas.
"Perginya sepertinya sesudah makan. Cuman tujuannya enggak tahu mau ke mana pokoknya pas saya tutup warung jam 11, dia belum pergi," ujarnya.
Sepekan berlalu, pelaku pembunuhan Ale akhirnya ditangkap polisi. Ada empat orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Keempat pelaku ditangkap di tempat berbeda di antaranya di wilayah Arjasari dan Baleendah. Usut punya usut, Ale dibunuh setelah menjadi korban pembegalan.
"Modusnya murni pembegalan. Tersangka empat orang, dua orang berperan sebagai pelakunya dan dua orang jokinya," kata Kasatreskrim Polres Bandung (kini Polresta Bandung) yang kala itu dijabat AKP Firman Taufik.
Dari empat pelaku, tiga sudah dinyatakan dewasa dan satu lainnya masih di bawah umur. Empat tersangka itu di antaranya Cecep (20) alias Oces sebagai pelaku utama, Cep Rudi (19) alias Uneng berperan memegangi tubuh korban, Irval (22) alias Iqbal dan US (16) bertugas joki sepeda motor.
![]() |
Firman menjelaskan pada waktu kejadian Ale menggunakan sepeda motor sendirian saat hendak pulang ke indekosnya di Kampung Citeurep, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Namun di perjalanan atau tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Radio tepatnya samping kampus Tel-U, Ale bertemu dengan kawanan penjahat jalanan tersebut yang mengendarai dua motor.
"Tersangka dalam kondisi mabuk. Korban pada saat pulang dihentikan oleh para tersangka, kemudian ditodong untuk dimintai uang," kata Firman.
Tersangka menodongkan pisau kepada Ale. Lantaran mengaku tak memiliki uang, korban melawan dan ditusuk salah satu tersangka.
Ale tersungkur bersimbah darah di atas tanah. Seorang tersangka, Cecep, merampas ponsel milik korban. Komplotan begal itu langsung kabur dari TKP.
Komplotan begal itu mengakui perbuatannya yang mengakibatkan korban tewas dengan luka tusuk. "Waktu itu dalam kondisi minum (mabuk), bersama tiga teman saya. Saya tidak kenal sama korban, ketemunya di jalan," kata salah satu pelaku bernama Cecep.
Cecep menyesali perbuatan durjananya. "Saya tidak sengaja membunuh. Sebenarnya niatnya hanya minta uang, bukan mau membunuh," ucap Cecep.
Menurut Cecep, waktu itu korban tidak menyerahkan uang. Keduanya terlibat cekcok. "Saya bilang minta uang buat minum. Terus dia (korban) bilang enggak ada. Korban melawan ke saya dan terjadi ribut," tuturnya.
Cecep bereaksi. Ia bersenjata pisau melayangkan tusukan ke tubuh korban. "Saya tusuk, kebablasan nusukin pisau ke dadanya. Pisaunya saya bawa dari rumah yang disimpan di saku," pungkasnya.
Mahasiswa Berprestasi
Kaprodi Teknik Elektro Tel-U yang kala itu dijabat Sigit Yuwono mengatakan, jika Ale sosok mahasiswa yang baik dan aktif.
"Anaknya aktif di lab, dia sudah semester delapan. Sekarang sedang menyelesaikan tugas akhir dan hanya tersisa tiga mata kuliah lagi," ujar Sigit.
![]() |
Menurutnya, Ale kerap menghabiskan waktu di kampus. Bahkan, Ale baru didaulat sebagai asisten Laboratorium Pengukuran Besaran Elektrik.
"Tugasnya sebagai kordinator dosen, dan mengkoordinir jadwal kegiatan lab," ucapnya.
Selain itu, Ale aktif dalam kegiatan di Unit Kegiatan Kesenian Sumatera Utara (UKKSU) dan Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HMTE). "Kebanyakan kegiatannya di lab. Pergaulannya agak terbatas, kata ketua himpunannya, gaul di sini-sini (lingkungan fakultas) saja," ujar Sigit.
Jabar X-Files merupakan rubrik khas detikJabar yang menyajikan beragam kejadian kriminal atau kejadian luar biasa yang pernah menyita perhatian publik.
(wip/yum)