Warga Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, dibuat resah setelah tiga ekor kambing milik warga ditemukan mati mengenaskan. Diduga kuat, hewan ternak tersebut menjadi korban serangan anjing liar yang masih berkeliaran di sekitar desa.
Arif Rifai, salah satu warga mengungkapkan, kambing-kambing tersebut awalnya hilang dari kandang. Ia baru menyadari saat menemukan bangkai kambing di utara kandang pada pagi hari.
"Hilang, tahu-tahu sudah di utara kandang itu. Sudah jadi bangkai," kata Arif kepada wartawan, Selasa (29/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif mengatakan, saat ditemukan, kondisi bangkai kambing sudah sangat memprihatinkan. "Tahu-tahunya sudah seperti itu, tinggal tulang-tulang sama kepala pagi tadi," ujarnya.
Menurut Arif, serangan anjing liar tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak kemarin. Bahkan, dua kambing lain sebelumnya hanya sempat dimakan bagian jeroannya.
"Kemarin dari awal hari dari utara, diuber sama orang-orang ke sini. Makan dua ekor, nggak sampai habis, cuma diambil jeroannya. Yang ketiga sampai habis," jelasnya.
Serangan terjadi menjelang subuh. Arif menyebut, anjing liar tersebut biasa menyerang saat warga mulai lengah.
"Mau subuh nyerangnya. Jam setengah 2 anak-anak pondok masih bangun. Anjing hitam itu biasanya," ucapnya.
Warga sendiri mengaku sudah rutin melakukan ronda malam. "Semalam ronda sampai jam 1, belum ada kelihatan. Kita berjaga ada anjing," tambah Arif.
Sementara itu, Kepala Desa Gontor, Agung Prihandoko, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, serangan anjing liar ini sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir.
"Berawal dari beberapa hari yang lalu, masyarakat menemukan di salah satu kandang ada ternak kambing mati. Disinyalir setelah beberapa hari itu dimangsa anjing liar, dua ekor kambing," kata Agung.
Agung menyebutkan, saat ini dari empat ekor kambing, hanya satu yang masih bertahan hidup.
"Saat ini ada empat ekor kambing, yang mati tiga, yang masih hidup satu," jelasnya.
Untuk mengantisipasi serangan lebih lanjut, pihak desa bersama Polsek, Koramil, dan warga melakukan penjagaan bergilir, siang dan malam.
"Kita bersama Polsek dan Koramil mencoba menjaga siang dan malam bergantian untuk mencari anjing itu. Kita koordinasi bersama-sama warga," ucap Agung.
Agung menambahkan, anjing liar tersebut diperkirakan kelaparan sehingga kembali menelusuri lokasi-lokasi yang pernah diserangnya.
"Sementara ini, anjing kelaparan. Dia kembali menelusuri tempat-tempat yang sudah dikunjungi. Jadi incaran," katanya.
Ia juga mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya terhadap anak-anak.
"Tidak menutup kemungkinan, kalau dia merasa tertekan, anjing itu bisa mengamuk. Takutnya anak-anak kecil menjadi korban. Kita koordinasi dengan semua pihak, kalau anjing itu kelihatan langsung kita buru," tegas Agung.
Sebagai bentuk motivasi, pihak bhabinkamtibmas bahkan menawarkan hadiah bagi warga yang berhasil menangkap atau membunuh anjing liar tersebut.
"Dari bhabinkamtibmas, bonus Rp100 ribu jika bisa membunuh anjing itu," ungkapnya.
Menurut Agung, saat ini masih ada dua ekor anjing liar yang berkeliaran di sekitar desa.
"Ada dua ekor anjing berkeliaran. Yang masih kelihatan warna hitam, yang warna merah belum terlihat," pungkasnya.
Perburuan terhadap anjing liar ini sudah berlangsung selama tiga hari terakhir, namun hingga kini hewan tersebut masih belum berhasil ditangkap.
(irb/hil)