·ÉËÙÖ±²¥

Masyarakat Tengger Suku Jawa? Ini Sejarah hingga Ciri Khasnya

Masyarakat Tengger Suku Jawa? Ini Sejarah hingga Ciri Khasnya

Najza Namira Putri - detikJatim
Rabu, 19 Jun 2024 18:40 WIB
Upacara Adat Unan-Unan di Desa Tertua Suku Tengger Probolinggo.
Warga Suku Tengger (Foto file: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Indonesia memiliki berbagai keragaman, bahasa, agama, hingga suku. Sementara itu, salah satu suku yang berasal dari Jawa Timur (Jatim) adalah suku Tengger. Mereka dikenal sekelompok masyarakat yang melakukan ritual peninggalan nenek moyang. Lantas, apakah suku Tengger termasuk suku Jawa?

Masyarakat suku Tengger mendiami dataran tinggi sekitar daerah Gunung Bromo. Kehidupan mereka punya ciri khas tersendiri yang membedakan dengan suku lainnya.

Simak sejarah hingga ciri khas suku Tengger berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sejarah Nama Suku Tengger

Dilansir dari detikEdu bahwa menurut legenda, asal usul suku Tengger berkaitan dengan cerita Roro Anteng dan Joko Seger. Nama Tengger diambil dari nama Roro Anteng yaitu Teng. Sedangkan, kata Ger berasal dari akhiran nama Joko Seger.

Sehingga, masyarakat suku Tengger memiliki keyakinan bahwa mereka merupakan keturunan dari Roro Anteng dan Joko Seger. Sementara itu, warga suku Tengger ini berasal dari Kerajaan Majapahit.

ADVERTISEMENT

seiring berjalannya waktu, penggabungan dua suku kata tersebut menjadi sebutan untuk suku Tengger atau Wong Tengger. Roro Anteng merupakan seorang putri kerajaan Majapahit, sementara Joko Seger adalah anak dari Brahmana.

Menurut ajaran Hindu, sebagai putri Kerajaan Majapahit, Roro Anteng berkasta Ksatria dan Joko Seger berkasta Brahmana. Jadi, secara kasta mereka sebenarnya tak boleh menikah. Meski begitu, mereka tetap menikah dan memiliki banyak keturunan. Sehingga, keturunan mereka ini yang kini dikenal dengan suku Tengger.

Kemudian ada juga teori yang mengatakan bahwa Suku Tengger diyakini sudah ada jauh sebelum Majapahit berdiri. Penganut teori ini, menolak anggapan suku Tengger keturunan dari Majapahit.

Dikutip dari detikJatim, menurut sejarawan dan pengamat sejarah Probolinggo, Eko Arahman, salah satu buktinya adalah prasasti Pananjakan. Prasasti ni tertulis bertahun 1350-1389 Masehi dan diresmikan pada zaman Raja Hayam Wuruk.

Prasasti Penanjakan Satu menerangkan bahwa masyarakat Tengger itu adalah masyarakat yang mampu mempertahankan budaya Tengger. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Prabu Hayam Wuruk pada Tahun 1350-1389 Masehi. Artinya sejak zaman Hayam Wuruk sudah ada suku Tengger.


Apakah Masyarakat Tengger Suku Jawa?

Suku Tengger bertempat tinggal di sekitar Gunung Bromo Semeru. Tepatnya mereka tinggal di sekitar daerah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang.

Menurut buku Suku Tengger oleh Abdul Muti, sebagian dari penduduk suku Tengger tinggal di wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang. Gunung Bromo sendiri memang menjadi sebuah simpul bertemunya batas empat Kabupaten tersebut.

Orang-orang Tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang mengembangkan variasi budaya yang khas. Mengutip Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia oleh DR. M. Junus Melalatoa, kekhasannya dapat terlihat dari bahasanya, yaitu bahasa Jawa dialek Tengger.

Suku Jawa merupakan suku yang paling dekat dengan suku Tengger. Namun, terdapat perbedaan dari kedua suku ini, terutama pada bentuk kebudayaannya. Dapat dikatakan bahwa suku Tengger bukan merupakan suku Jawa.

Dialek Tengger tidak memperlihatkan adanya tingkat-tingkat bahasa, baik antara sesama mereka maupun orang lain dari luar kelompoknya. Rata-rata masyarakatnya menganut agama Hindu.

Akan tetapi, Hindu di Tengger agak berbeda dengan Hindu di Bali. Mereka tidak menganut sistem Kasta. Agama Hindu suku Tengger berakulturasi dengan budaya asli mereka.


Ciri Khas Suku Tengger

Ciri khas suku Tengger bisa dilihat dari cara berpakaian dan rumah adatnya. Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa ciri khas yang dimiliki suku Tengger.

1. Pakaian Suku Tengger

Masyarakat suku Tengger punya ciri khas dari cara berpakaiannya. Secara fisik pakaian warga suku Tengger sama dengan suku Jawa. Pakaian yang dipakai sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan sekitar.

Akan tetapi, ciri pakaian suku Tengger dalam penggunaan sarung melekat pada tubuh mereka. Mereka selalu memakai sarung di setiap kegiatan. Penggunaan sarung ini menjadi ciri khas yang membedakan dengan suku lainnya di Indonesia.

Sarung yang dipakai setiap hari ini memiliki fungsi untuk penahan suhu dingin. Penggunaannya pun dibedakan antara perempuan dan laki-laki.

2. Rumah Suku Tengger

Suku Tengger yang tinggal di daerah pegunungan mempunyai ciri khasnya tersendiri. Terutama dalam konteks tata ruang permukiman dan rumah tinggalnya. Suku Tengger membangun permukiman dan rumahnya berorientasi magis spiritual yang terpusat pada Gunung Bromo.

Mengutip Disporaparbud Kabupaten Probolinggo, rumah adat Tengger yang dibangun suku Tengger terletak di daerah lereng Gunung Bromo, Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.

Struktur dan konstruksi rumah adat suku Tengger berasal dari kayu. Desainnya disesuaikan dengan keadaan alam sekitar sehingga bisa beradaptasi dan nyaman untuk ditempati.

Ciri utama bentuk rumah adat Tengger ini tidak bertingkat. Bukan termasuk rumah panggung dan hanya mempunyai dua jendela.


Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
detikNews
Wolipop
detikHot
Sepakbola
detikFinance
detikInet
detikOto
detikTravel

Hide Ads