La Nina di Sumatera Selatan (Sumsel) akan terjadi selama empat bulan atau mulai Oktober 2024 hingga Januari 2025 mendatang. Kewaspadaan terhadap fenomena ini perlu ditingkatkan, mengingat dampaknya akan terasa di berbagai bidang.
"Fenomena La Nina saat ini sudah berlangsung Oktober ini, tapi kategorinya lemah. Prakiraan BMKG La Nina akan terjadi hingga Januari 2025 mendatang," ujar Pejabat Ahli Madya BMKG SMB II Palembang Sinta Andayani, Rabu (16/10/2024).
Dia menyebut grafik fenomena La Nina akan menguat (kategori lemah) pada periode November-Desember. Setelahnya, sekitar awal Januari 2025 kondisinya akan menuju netral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prakiraan La Nina (kategori) lemah di 2024 kemudian di awal 2025 kecenderungan grafik naik menuju netral. Kalau misalnya grafik terus menurun berarti indikasi ke La Nina sedang lalu kuat. Tapi terlihat dari grafik cenderung naik (menuju netral)," ungkapnya.
Sinta menyebut, indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) pada Dasarian I Oktober ini di angka -0,44. Kemudian pada bulan berikutnya meningkat menjadi -0,57 (November-Desember). Kondisinya melemah pada Januari menjadi -0,46.
"Dampak fenomena La Nina akan membuat curah hujan meningkat. Namun karena bersamaan dengan periode musim hujan maka sebagian besar wilayah Sumsel perlu waspada bencana hidrometeorologi seperti banjir dan banjir bandang, longsor, dan angin kencang," jelasnya.
Dia juga menyebut, puncak hujan di Sumsel akan terjadi pada November sehingga akan berefek pada sektor pertanian dan perkebunan.
"Untuk pertanian dan perkebunan bisa menyesuaikan pola tanam untuk musim hujan ini," tukasnya.
(des/des)