·ÉËÙÖ±²¥

84 Ribu Orang Masih Menganggur di Kabupaten Cirebon

84 Ribu Orang Masih Menganggur di Kabupaten Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Sabtu, 08 Feb 2025 00:30 WIB
Ilustrasi Pencari Kerja
Ilustrasi pencari kerja (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Cirebon -

Meskipun jumlah pengangguran di tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, angka pengangguran di Kabupaten Cirebon masih tetap tinggi. Hal ini bisa dilihat dalam data yang dimiliki oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon.

Dilihat detikJabar, jumlah pengangguran di Kabupaten Cirebon pada tahun 2022 ada 90.12 ribu orang, di tahun 2023 jumlahnya naik menjadi 91.27 ribu orang, dan di tahun 2024 jumlahnya kembali menurun menjadi 84.99 ribu orang.

Meskipun jumlah pengangguran cukup banyak, namun, tidak semua pengangguran mendaftarkan dirinya sebagai pencari kerja di Disnaker Kabupaten Cirebon. Hal ini bisa dilihat dalam data pencari kerja yang dimiliki oleh Disnaker, pada tahun 2024, dari 84.99 ribu pengangguran, hanya ada 30.917 yang mendaftarkan dirinya sebagai pencari kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka pencari kerja ini kita dapatkan dari masyarakat yang datang ke layanan pendaftaran kartu pencari kerja, AK 1 atau disebut juga kartu kuning. Itu di tahun 2022 ada 43.428, di 2023 ada 31.078 dan tahun 2024 ada 30.917 pencari kerja," tutur Fungsional Pengantar Kerja Disnaker Kabupaten Cirebon, Nurul Febriyanti, Kamis (6/2/2024).

Karena menumpuknya pencari kerja tersebut, menurut Nurul, Disnaker selalu mendorong agar pencari kerja untuk mengikuti pelatihan terlebih dahulu, sambil menunggu panggilan kerja dari perusahaan.

ADVERTISEMENT

"Agar angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun, kita melakukan upaya untuk melakukan pelatihan terlebih dahulu lewat BLK di Plumbon atau peningkatan produktivitas. Karena tidak semua bisa terserap di tahun ini, bisa jadi sisanya di tahun depan," tutur Nurul.

Nurul memaparkan, ada beberapa penyebab kenapa angka pengangguran di Kabupaten Cirebon masih tinggi, seperti ketidaksesuaian antara dunia pekerja dan dunia pendidikan, serta masih minimnya lembaga penempatan tenaga kerja di Kabupaten Cirebon.

"Ada dua masalah paling utama ketenagakerjaan yaitu Link and Match, antara dunia pendidikan dan dunia kerja, masih kurangnya lembaga penempatan untuk menyalurkan tenaga kerja. Seperti saya lulusan sarjana ada peluang kerja lulusan SMA saya ambil, atau ada sarjana teknik Industri tapi mengambil kuota pekerjaan sistem informasi, itukan tidak matching. Sekolah ini banyak sekali kejuruan tapi belum masuk dunia kerja, karena kompetisi yang belum sesuai, dan itu banyaknya SMK, " tutur Nurul

Untuk mengatasi masalah tersebut, Nurul menekankan agar dibentuknya MOU antara dunia kerja dan dunia pendidikan. Nurul juga mendorong agar perusahaan memiliki rencana kebutuhan tenaga kerja untuk 5 tahun ke depan. Rencana kebutuhan tenaga kerja ini, nantinya bisa digunakan sebagai kurikulum dasar yang diterapkan di sekolah agar relevan dengan dunia kerja.

"Idealnya itu ada 1 MOU antara dunia pendidikan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja. Setiap perusahaan harus punya rencana tenaga kerja mikro, agar perusahaan punya pemetaan kebutuhan tenaga kerja untuk 5 tahun ke depan, yang berasal dari kebutuhan 5 tahun ke belakang," pungkas Nurul.

Untuk lebih jelasnya, berikut data penduduk usia kerja, angkatan kerja, yang sudah bekerja, pengangguran dan pencari kerja di Kabupaten Cirebon dalam waktu 3 tahun terakhir.

(yum/yum)

Berita ·ÉËÙÖ±²¥Lainnya
Wolipop
detikHealth
Sepakbola
detikInet
Sepakbola
detikOto
detikTravel
detikFood

Hide Ads