Kota Bandung masih dihantui masalah banjir. Beberapa daerah di ibu kota Jawa Barat ini masih kerap diterjang banjir. Kondisi banjir yang masih terus berulang menuai sorotan DPRD Kota Bandung.
Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung Andri Rusmana meminta agar fokus Pemerintah Kota Bandung saat ini tertuju pada pengentasan banjir.
"Masalah banjir itu sangat penting, harus sesegera mungkin diselesaikan, jangan hanya berbicara tentang banjir itu saat musim hujan saja. Sekarang ini saatnya benahi infrastruktur dan saluran-saluran air," ungkapnya ketika ditemui di sela peresmian kolam retensi Pasar Gedebage, Rabu (5/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, dia mengatakan, keluhan warga yang ia tampung saat reses pun mayoritas meminta agar banjir segera diselesaikan. Sehingga, pemerintah dinilai perlu untuk menyusun ulang prioritas agar fokus pengentasan banjir tidak 'terpotong' hal lain.
"Setiap saya reses itu keluhannya selalu sama, selalu soal banjir. Pemkot Bandung perlu fokus dalam menyelesaikan masalah. Misanya sekarang tangani banjir dulu sampai selesai, tahun depan baru total fokus tangani macet," paparnya.
Dia menilai, saat ini yang perlu diperkuat adalah kerja sama dan kolaborasi lintas daerah. Hal tersebut dibutuhkan agar penanganan banjir tidak hanya sibuk sendiri-sendiri, melainkan terintegrasi dari hulu ke hilir.
"Perlu ada kerja sama dengan Kabupaten Bandung, harus dilakukan penanaman di kawasan resapan air. Ditanam dengan tanaman dan pohon-pohon yang memang menyerap air," ungkap Andri.
Dia menilai, saat ini total luas ruang terbuka hijau (RTH) terus mengalami penurunan. Hal tersebut dapat memperparah banjir karena kawasan untuk menampung dan meresap air secara alami terus berkurang. Dia menyebut telah meminta para organisasi perangkat daerah (OPD) untuk tidak mudah memberi izin alihfungsi RTH.
Terlebih, kata dia, pembangunan di kawasan Bandung Timur terkesan asal-asalan. Ia mencontohkan adaya perumahan yang berdiri tanpa drainase.
"Masa ada perumahan yang tidak ada drainase-nya. Kalau hujan ya pasti banjir. Cek dulu semua dari awal, jangan hanya langsung tandatangan saja," paparnya.
Ia juga menyoroti pemangkasaan anggaran belanja yang dilakukan serentak secara nasional. Ia mengkhawatirkan anggaran pembenahan banjir ikut dikurangi.
"Kalau melihat di Inggris itu anggaran penanganan banjir sampai Rp11 triliun. Skearang di sini malah ada pemotongan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan bahwa anggaran pengerjaan infrastruktur tidak akan terdampak oleh pemangkasan. Saat ini, Kota Bandung pun akan membangun dua kolam retensi lainnya di Rancacili dan Jajaway.
"Anggaran untuk infrastruktur tidak kena (pemotongan). Yang akan efisiensi itu anggaran yang untuk rapat-rapat atau dinas-dinas ke luar kota," jelasnya.
(dir/dir)